Anak menangis dan ngambek di mall untuk mendapatkan mainan merupakan kejadian yang sering kali terjadi. Bahkan ada yang sampai menggulingkan badan di lantai mall dan berteriak tanpa melihat kondisi sekitar. Respon orangtua pun berbeda-beda, ada yang segera membelikannya karena malas mendengar rengekan, ada pula orangtua yang turut marah akibat perilaku anak yang dianggap menyebalkan. Atau ada juga yang sengaja menempuh jalan lain agar anak-anak tidak melewati area bermain sehingga anak-anak tidak minta diajak bermain. Lalu sebenarnya apa yang menjadi pemicu ?
Usia 0-5 tahun dikenal sebagai masa bermain anak-anak. Tanpa harus diajari, bahkan dari kalangan ekonomi bawah ke atas anak dapat bermain dengan berbagai jenis instrumen permainan. Sehingga pada awal mula orangtua membelikan mainan untuk anak-anak, disitulah titik mula anak-anak mengenal mainannya. Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi anak-anak, karena melalui bermain sesungguhnya anak 0-5 tahun sedang mempelajari hal-hal baru serta melatih gerak motorik. Namun apabila kegiatan membeli mainan menjadi terlalu sering dan digunakan sebagai media ‘sogok’ bagi anak-anak yang sedang tidak dapat diatur, hal ini dapat menjadi pemicu mengapa anak-anak sering kali mengambek minta mainan di mall bahkan hingga tantrum.
Pemicu lainnya adalah orangtua yang kerap kali memberikan respon berlebihan terhadap perilaku anak. Misalnya anak yang sedang berjalan di mall hendak melihat mainan di toko mainan. Sebelum anak melihat, orangtua sudah berteriak melarang anak untuk melihat atau sengaja tidak melewati area bermain. Sesungguhnya, orangtua perlu berikap adil, apabila orangtua boleh berjalan di mall sambil melihat dan sesekali memegang barang kesukaannya, maka tidak ada alasan orangtua melarang anaknya untuk turut berperilaku sama. Karena anak-anak hanya meniru perilaku orangtuanya ketika sedang berjalan dan belanja.
Lalu bagaimana solusinya?
Anak sungguh tidak dapat diprediksi, namun bukan artinya anak tidak dapat mengerti apa yang kita ajarkan dan kita beri tahu. Ada baiknya orangtua menentukan peraturan bagi anak sejak awal. Peraturan yang dimaksud adalah pada awal mula orangtua memberikan mainan atau mengajak bermain anak, orangtua perlu menjelaskan bahwa ia akan dapat bermain jika ...(orangtua dapat menentukan perilaku baik yang hendak di rewards). Atau dapat juga orangtua menentukan anak akan dapat bermain atau dibelikan mainan setiap satu bulan sekali/setiap kenaikan kelas/lainya. Sehingga, orangtua akan mengajak anak untuk berkomitmen untuk kapan waktu yang tepat untuk anak meminta mainan dan bermain.
Persilahkan anak untuk melihat-lihat mainan di toko kesenangannya. Tentunya dengan pemberitahuan sebelum masuk ke dalam toko tersebut. Anak perlu diberi tahu bahwa orangtua mengajak anak untuk dapat ke toko kesenangannya hanya untuk melihat dan menikmati masa senggang bersama kedua orangtua.
Apabila anak berperilaku diluar dugaan, seperti contohnya tetap marah dan ingin ikut bermain atau minta dibelikan permainan, anak perlu diberi tahu dan dijelaskan kembali mengenai komitmen peraturan yang sebelumnya telah di sepakati bersama. Orangtua jangan pernah luluh atau tergoda untuk kembali menggunakan metode ‘menyogok’ anak dengan mainan demi menghentikan rengekan atau tangisan. Nantinya anak akan terbiasa dan belajar untuk berkomitmen dengan peraturan yang telah di sepakati bersama. Pada anak yang lebih dewasa, kegiatan membeli mainan dapat dijadikan metode atau proses belajar mengatur keuangan.