PELUKAN DAPAT MERUSAK ANAK ANDA?


Apa yang biasa Anda lakukan setiap kali bertemu dengan anak-anak? Melihat tingkahnya yang lucu dan menggemaskan, sungguh tak kuasa untuk segera mencium dan memeluknya bukan?

Pelukan memang merupakan salah satu ekspresi rasa sayang, terutama dari orangtua kapada anak-anaknya. Sejak lahir, seorang bayi sudah dapat merasakan kasih sayang orang lain melalui sentuhan dan pelukan. Melalui pelukan pun sejuta ungkapan cinta dan kasih dapat tersalurkan. Namun, apabila pelukan diberikan tidak pada waktu yang tepat, anak-anak dapat saja memberi asumsi yang berbeda dan dapat disalah gunakan.Hal ini bukan berarti orangtua harus memberi batasan frekuensi memeluk kepada anak. Tentunya pelukan tetap dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Pada dasarnya, semua anak-anak pintar. Mereka dapat dengan cepat belajar dari pengalaman atas interaksinya dengan keadaan sekitar, terutama dari respon kedua orangtua. Sering kali,  setelah orangtua menegur atau memarahi anak-anaknya atas perilaku yang tidak baik, anak-anak akan menangis atau merengek sambil mencari pelukan dari orangtua. Hal ini dilakukan oleh anak sebagai upaya untuk ‘merayu’ orangtua untuk tidak marah atau mengevaluasi kesalahan mereka lebih lanjut. Apabila orangtua langsung menyambut pelukan tersebut, maka anak akan menangkap sinyal bahwa "rayuan" itu berhasil meluluhkan hati orangtua. Seterusnya, anak akan kembali menggunakan trik tersebut untuk merayu orangtuanya di waktu lain. Hal ini dapat menimbulkan pola pikir yang salah pada anak.  Ketika orangtua belum selesai mengevaluasi perilaku salah pada anak lalu langsung berhenti karena malas meladeni respon rengekan dan tangisan mereka, anak-anak pun tidak dapat belajar perilaku manakah yang pantas dan tidak pantas dilakukan beserta dengan alasannya.

Oleh sebab itu, lebih baik memberikan pelukan kepada anak dengan timming yang tepat. Setelah menegur anak atas perilaku yang tidak baik, ada baiknya orangtua menjelaskan kembali alasan dari teguran serta alasan mengapa perilaku teraebut tidak baik untuk dilakukan. Jangan lupa untuk memberikan contoh perilaku yang sebaiknya yang mereka lakukan, sehingga anak-anak tidak menganggap bahwa orangtua hanya bisa melarang dan tidak memberikan pilihan. Semoga bermanfaat.

Artikel Kesehatan