1 . Pertanyaan dari Muhammad Samsul Arifin :
Salam
Sebelumnya terima kasih karena memberi saya kesempatan untuk bercerita.
saya pemuda berusia 21 tahun. Saya mengalami sesuatu yang sebenarnya sulit untuk saya jelaskan, saya merasa sendiri, kesepian, takut, marah pada diri sendiri, merasa tidak berharga dan tidak berguna, ada saat dimana saya merasa semuanya seakan sudah tidak ada lagi harapan. Kadang saya juga merasa bersalah, saya ingin merasa bahwa saya diharapkan, dicintai, dirindukan, saya benar-benar merasa tidak berharga. Ada hari dimana saya merasa begitu lelah dan hanya ingin tidur seharian, saya merasa begitu sedih tetapi saya tidak bisa menangis, rasanya sesak. Saya pernah berniat mengakhiri persahabatan saya karena saya merasa tidak dipedulikan, tidak diharapkan, dan tidak lagi pantas. Saya punya riwayat penyakit hipertensi dan saya justru berusaha membuat tensi darah saya semakin naik, pikiran saya mendorong saya menyakiti diri sendiri agar saya tahu apakah masih ada yang peduli dengan saya, saya tahu itu salah, tapi saya selalu tidak mampu melawan pemikiran itu ketika terpuruk. Saya merasa hampa, rasanya kesepian sekali. Apakah benar saya depresi? karena saya pernah mengisi tes Psikologi dan hasilnya saya depresi awal. Apakah ada obat antidepresan yang dapat saya beli di apotek tanpa resep?, bagaimana aturan minumnya?, atau apa yang harusnya saya lakukan? jujur saya tidak memungkinkan untuk bertemu psikiater dalam waktu dekat. Saya sangat mengharapkan bantuan, terima kasih.
Hai, dari kisah yang Anda sampaikan terdapat beberapa gejala depresi namun memerlukan wawancara lebih lanjut untuk dapat mendiagnosa dengan tepat.
Obat antidepresan memerlukan resep dokter. Sebaiknya anda berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog terdekat. Terdapat beberapa biro psikologi yg menyediakan layanan konsultasi online. Jika belum memungkinkan, cobalah untuk sharing dengan teman/kerabat dekat yg Anda percaya.
Saat ada pikiran untuk menyakiti diri, alihkan dengan kegiatan-kegiatan. Coba melakukan relaksasi.
Jika membutuhkan konsultasi, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 081318287148 (Taman Anggrek), 08151642909 (Alam Sutera) atau 0818334435 (Pluit).
Semoga bermanfaat ya.
Salam,
dr. M. Irene Hendrata, SpKJ
2 . Pertanyaan dari Member :
Saya berumur 20 tahun. Selama ini saya merasa seperti di dalam kepala saya ada dua orang yang berbeda. Yg satu adalah versi yg realistis dan yg satunya lebih emosional. Saya yg realistis lebih kuat, itu saya setiap hari, saya yg kalau sedang bersama orang lain. tp ketika saya sendirian sisi emosional saya keluar, saya bisa nangis berjam jam padahal masalahnya sudah terjadi bertahun tahun yg lalu, atau bahkan belum terjadi, masih hanya skenario terburuk yg ada di otak saya. disaat seperti itu pun sisi rasional saya tetap ada, dan akhirnya saya memarahi diri sendiri, menganggap diri saya sendiri lebay. efek samping dr semua itu adalah self harm seperti menonjok dinding, membuat tangan saya berdarah, memukul atau menyakar diri sendiri ketika sedang ada masalah. tapi saya tidak suicidal. saya sudah seperti itu dari kecil. sejauh yg saya ingat dr tk. saya benar2 ingin berhenti karena sudah mengganggu kesehatan fisik saya, tp susah sekali, selalu terulang setiap saya stres. apa yg harus saya lakukan agar bisa berhenti?
Dear mba,
Ada baiknya coba latihan-latihan pasif yang bertujuan untuk menstabilkan emosi, seperti mindfulness ataupun meditasi. Karena bila kondisi emosional sudah menjadi dominan, akan sulit bagi anda untuk mengontrol diri. Kenali tahapan-tahapan emosi itu, mulai dari perasaan apa yang muncul, di bagian tubuh mana yang terasa. Saat tanda-tandanya muncul, segera cari kegiatan yang membuat anda sibuk.
Pemicu konflik tersebut memang perlu digali. Sehingga ada baiknya bila anda segera mencari pertolongan psikolog demi mendapatkan psikoterapi yang tepat. Tujuannya untuk mencari stressor (yang mungkin selama ini tidak disadari) dan menentukan coping yang lebih sehat.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 081318287148 (Taman Anggrek) / 08151642909 (Alam Sutera) / 0818334435 (Pluit).
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi, Psi., C.Ht
3 . Pertanyaan dari Member :
saya gadis berusia 21 tahun, saya bingung saya mungkin orang yang suka pilih teman, maksudnya jika teman perempuan saya kelasnya terlalu tinggi saya cenderung enggan seperti magnet yang bertolak belakang, untuk sapa say hai itu kaku dan ketika ikutan bercanda akan hening seperti berkata "kamu ngapain ikutan", saya juga selalu kepikiran jika saya menangis karena teman, saya selalu merasa bahwa saya tidak di anggap atau saya merasa berada di nomor dua, selalu saat mereka susah mereka mencari saya, saat mereka senang saya bahkan tidak diajak atau tidak tau, kadang kalau mereka bersenang-senang tanpa saya lalu mereka membicarakannya dan tak sengaja keceplosan saya seperti orang bodoh, apa mungkin ini gara-gara dulu.? saat saya sma teman saya tidak banyak, saya ingat saat ada perlombaan saya ditunjuk menjadi perwakilan kelas, saat perlombaan dimulai saya turun ke lapangan tidak ada satupun yang ingat kalau saya jadi perwakilan kelas sehingga saya tidak mengikutinya dan pergi ke kamar mandi sampai dirasa perlombaan selesai. disitu saya diem saja dan tidak nangis karena masih banyak teman disekitar. tapi kalau sekarang sepertinya selalu ada rasa sesak, contoh saat temen perempuan saya akan pergi ke mall mengajak yang lain, pas mau pergi saya masih tetep tidak di ajak malah temen laki2 saya yang mengajak. atau saat 2 temen perempuan saya dan mengajak temen laki2 yang kita bertiga dekat untuk samaan beli gantungan sayapun tidak diajak atau ditawarkan saat mereka menggunakannya 2 temen perempuanku ini malah menawarkan untuk dibeli. makanya sekarang saya suka sendirian. kadang saya takut ketika sendirian karena otak saya akan memikirkan hal2 yang berbahaya "jika saya mengalami kecelakaan" apa yang akan mereka lakuin, atau "jika saya mengalami musibah apakah akan ada yang menolong saya, karena sekarang fikiran saya selalu berbicara siapa saya dan saya punya apa, dan fikiran lain berbicara saya yang seharus bisa melakukan sendiri.
4 . Pertanyaan dari elma Halim :
dokter, saya pernah menjadi korban bully sewaktu sd, saat saya kelas 6 ortu bercerai, saya memilih untuk ikut ibu tinggal di rumah kakek. sewaktu kelas 6, saya pernah mendapatkan pelecehan seksual dari orang terdekat. saat ini usia saya 25 tahun, beberapa waktu yang lalu saya bertunangan dengan kakak teman saya di tempat kerja, akan tetapi tanpa sengaja saya menemukan gambar tidak senonoh di akun facebooknya, saya merasa sangat jijik membayangkan jika menikah nanti tubuh saya disentuh olehnya, oleh sebab itu saya memutuskan untuk membatalkan lamaran tersebut. karena hal itu, saya merasa sangat takut untuk menikah dan mengenal laki2 lebih jauh, akan tetapi orientasi seksual saya masih normal, hanya saja perasaan saya terhadap laki2 rasanya sangat hambar. mohon bantuannya. terimakasih
Dear mba,
Terima kasih sudah berbagi dengan kami.
Setiap manusia pasti punya sisi baik dan juga buruknya, baik pria maupun wanita, termasuk juga diri anda sendiri. Pada saat Anda mengetahui sisi buruk orang lain, tanyakan apakah Anda dapat menerimanya?
Berlatihlah untuk menerima dan memahami bahwa setiap manusia pasti memilki dua sisi tersebut.
Jika membutuhkan konsultasi dan psikoterapi lebih lanjut, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 081318287148 (Taman Anggrek), 08151642909 (Alam Sutera) atau 0818334435 (Pluit).
Semoga bermanfaat ya.
Salam,
dr. M. Irene Hendrata, SpKJ
5 . Pertanyaan dari Handoyo :
Anak saya berumur 6 thn.. telah mengalami gangguan hiperaktif dan susah fokus ...telah lama diagnosis sama dokter ada kencederungan autis...mau konsultasi aja apakah bisa pola pola lain ( selain terapi motorik, wicara dan lainnya ) yang dapat diterapkan agar anak saya dapat menjadi lebih baik ?
Dear pak,
Sebelumnya dokter perlu memeriksa anak bapak terlebih dahulu sebelum memberikan saran terapi yang tepat. Apakah diagnosanya gangguan pemusatan perhatian atau gangguan spektrum autisme, atau keduanya, karena terapinya akan berbeda.
Ada beberapa pilihan terapi, seperti terapi Perilaku, terapi Neurofeedback, farmakoterapi (menggunakan obat), terapi Sensori Integrasi, terapi Remedial, rTMS (repetitive Transcranial Magnetic Stimulation) yang dapat dipilih sesuai kebutuhan anak bapak.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 081318287148 (Jakarta) atau 08151642909 (Tangerang).
Semoga membantu ya.
Salam,
dr. M. Irene Hendrata, SpKJ