51 . Pertanyaan dari veronika febriana :
Selamat pagi dok, saya seorang anak berusia 17 menjelang 18th, saya tdk mengerti kenapa sifat saya berubah2 terlepas dari siklus menstruasi/tdk, saya sering bertanya2, apakah ini hanya karna gejala puber yang juga sering dirasakan oleh anak lain yang seumuran dengan saya atau malah gejala depresi? saya mengalami kejadian ini semenjak 3 tahun yang lalu, saya sering susah tidur, merasa ngantuk, tapi saat memejamkan mata malah ga bisa tidur dan pikiran jadi kemana2, alhasil malah jadi pusing, dan ga pules kalo belum jam 6 pagi, lalu tak jarang saya merasakan perubahan suasana hati yang menurut saya sangat drastis, dari yang tadinya mood saya bagus, ga pengen marah2, merasa semua orang perhatian sama saya, tiba2 dalam sekejap, saya pengen nangis, pengen marah2, dan merasa semua orang itu mengucilkan saya, dan baik / perhatian sama saya itu cuma karna ada maunya saja, lalu gak lama kemudian, saya merasa bersalah lagi (masih dalam tangis) kenapa saya punya pikiran jahat seperti itu, dan pokok nya terus berubah2 seperti itu.
Lalu pada saat saya jalan2 keluar rumah, kadang saya suka merasa begitu percaya diri, gak lama kemudian langsung hilang lg kepercayaan diri itu dan langsung pulang ke rumah.
Tak jarang juga saya menonton film yang cukup lucu (menurut teman saya) tapi saya menangis tanpa saya sadari, lalu tertawa saat adegan sedih ( lagi2 menurut teman saya). Dan lagi (keluhan saya yang terakhir) saya merasa belakangan ini, saya suka membaca dan pada saat membaca sebuah buku/artikel di website, tiba2 saya malah kehilangan mood untuk membaca, apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi gejala2 yang saya paparkan diatas ya dok?
Trims-
Dear Mbak,
Perlu diketahui intensitas, frekuensi, dan durasi dari gejala yang Anda alami. Pemeriksaan lebih lanjut dapat mengetahui apakah gejala yang Anda alami merupakan dampak dari perubahan hormonal atau memang sudah mengarah pada gangguan psikologis. Dapatkah Anda mengingat ada kejadian apa sebelum gejala-gejala tersebut muncul?
Selain itu, saya pun belum dapat memberikan saran untuk dapat mengatasi gejala-gejala yang Anda rasakan karena informasi yang Anda ceritakan masih merupakan "cover" dari masalah Anda. Namun, Anda boleh mencoba berolahraga ringan secara rutin dan melakukan latihan relaksasi http://konsultasipsikiater.com/article_det-26-mengatasi-kecemasan-dengan-relaksasi.html. Tujuannya adalah untuk mengembalikan keseimbangan homeostatis tubuh yang dapat membantu menumbuhkan mood yang positif pula. Jika memang latihan-latihan tersebut dirasa tidak membantu, ada baiknya untuk melakukan janji temu dengan psikolog/psikiater untuk menggali lebih dalam mengenai permasalahan Anda.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432 / 081219591678 (Telp/SMS/WA).
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
52 . Pertanyaan dari risska russelyva :
Selamat malam, saya wanita 20 tahun 162 cm/59 kg. Saya pernah menjalani operasi tumor tiroid di usia 10 tahun dan operasi tumor payudara diusia 19 tahun. Diusia 16 tahun tumor tiroid saya tumbuh lagi dan belum sembuh sampai sekarang, saya tidak menjalani operasi karena ada kekhawatiran mengkonsumsi obat hormon seumur hidup.
Sudah hampir 1 tahun belakangan ini saya sering gelisah, cemas, dan kesal tanpa sebab, tubuh lemas, nafas sesak, jantung berdebar-debar secara tiba-tiba. Setelah cek ke dokter, hormon dan jantung saya normal tidak ada penyakit apa-apa, dokter mengatakan saya sehat, tetapi saya meragukannya dan meyakini bahwa saya mengidap penyakit berbahaya namun tidak terdiagnosis. Meski 3 dokter mengatakan tumor tiroid saya jinak, tapi saya tidak merasa tenang dan khawatir tumor saya akan berubah menjadi kanker ganas. Apakah saya menderita hipokondria ? Bagaimana cara menanganinya ? Karena saya merasa tertekan sendiri dengan pikiran-pikiran saya. Walaupun saya menyadari itu, tapi saya tidak bisa menghilangkan kekhawatiran saya terhadap penyakit tersebut
Dear Mba,
Gejala yang Anda alami memang sudah mengarah pada Gangguan Hipokondriasis. Baik sekali bila Anda telah mencari tahu informasi mengenai gangguan tersebut. Hal tersebut dapat saja merupakan efek trauma pasca operasi tumor yang pernah Anda jalani. Saran kami adalah untuk tetap melakukan perawatan yang telah ditetapkan oleh dokter Anda. Kami yakin semua dokter memiliki pertimbangannya masing-masing. Misalnya Anda masih belum yakin mengenai keputusan dokter, ada baiknya untuk melakukan cross check dengan dokter lain untuk mendapatkan penilaian ke-dua.
Mengenai Gangguan Hipokondriasis Anda, akan lebih baik bila Anda menjalankan terapi psikotropika antianxietas dengan psikiater untuk meredakan gejala cemas Anda. Walaubagaimanapun, kondisi psikologis yang tidak sehat (penuh kecemasan) dapat berpengaruh pula terhadap kesehatan fisik Anda.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
53 . Pertanyaan dari Member :
Sebenarnya sudah cukup lama depresi. Sudah semenjak masa kuliah. Kira2 13 thn lalu. Berawal dari rasa gagal, jenuh, merasa bersalah. Saya tipe yang biasa melarikan diri dari masalah jika sudah jenuh. Saya sendiri tidak mau seperti itu. Tapi setiap kali menemukan rintangan dan kesulitan saya selalu menyembunyikan diri takut dan depresi kemudian mencari jalan singkat yaitu lari. Akhirnya rasa depresi akan kegagalan terakumulasi sampai titik dimana saya merasa tidak tahan lagi. Terkadang muncul pikiran gila spt bunuh diri. Wah amit2 deh. Sekarang di dalam pekerjaan saya sebagai wiraswasta jg sedang menghadapi keadaan sulit. Saya juga baru kehilangan ayah saya. Rasa depresi ditambah rasa bersalah ini membuat saya terkadang seharian tdk bisa bangun dari tempat tidur saya. Apa yg harus saya lakukan? Kalau konsultasi dengan dokter gimana ya?
Dear Bapak,
ya memang sepertinya gejala yang Anda alami sudah mengarah pada Gangguan Depresi. Namun, untuk menegakan diagnosa, tidak dapat dilakukan self diagnose seperti itu. Jika memang intensitasnya sudah sangat mengganggu dan muncul pikiran untuk bunuh diri, segeralah mencari bantuan untuk menjalankan terapi psikofarmaka antidepresan dengan psikiater. Tujuannya adalah untuk mengurangi gejala mood negatif (rasa bersalah, putus asa, dll) sehingga mood pun berangsur-angsur membaik. Dengan perubahan mood yang positif, baru terapi psikologi dapat membantu Anda membantu menggali permasalahan dan memodifikasi pikiran-pikiran negatif, sehingga Anda dapat mencari jalan keluar yang lebih positif dalam menghadapi permasalahan tersebut.
Lari dari masalah. Hal ini memang menjadi mekanisme pertahanan terhadap kecemasan/stress yang sering dijadikan jalan pintas. Namun, apakah ketika Anda lari dari masalah, masalah itu terselesaikan? Semua manusia di dunia ini pasti menghadapi masalah dalam hidup, ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dan masih banyak orang lain yang menghadapi permasalahan lebih berat dari Anda. Sesekali, seseorang memang butuh "rehat" dari kegiatan sehari-hari untuk menjernihkan pikiran. Namun, tidak baik bila kita terus lari dari masalah tersebut. Ijinkan diri Anda dan pikiran Anda untuk beristirahat sejenak, lakukanlah hobi atau hal-hal yang Anda anggap menyenangkan. Setelah itu, persiapkan diri Anda untuk kembali.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432 / 081219591678 (Telp/SMS/WA).
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
54 . Pertanyaan dari Member :
saya perempuan, 16 tahun, kelas 11 . akhir akhir ini saya merasa bosan jenuh dan muak dengan sekolah saya. saya tidak bosan sekolah namun saya bosan bersekolah di sekolah saya karena peraturan dan gurunya, saya bersekolah disini juga bukan pilihan saya. saya tidak pernah merasakan ini sebelumnya, baru kali ini. dulu pas smp juga saya tidak pernah merasa muak dengan sekolah saya karena buat saya sekolah saya nyaman dan itu sekolah pilihan saya. dari kelas 10 saya tidak suka dan bosan dengan sekolah saya, bahkan hampir tiap hari setelah saya pulang sekolah saya menangis dan merasa sangat terbebani, namun saya selalu menyembunyikan perasaan saya di depan orang lain. makin hari saya makin bosan dan sekarang saya muak sekali dengan sekolah saya. saya tidak dibully dan memiliki banyak teman, bisa dibilang well known di sekolah. hari minggu kemarin saya menangis karena mengingat harus pergi sekolah ke sekolah saya lalu senin pagi saat saya duduk di kelas saya hampir menangis karena berada di sekolah itu. kalau saya bosan sekolah saya cukup bolos sekolah sehari di rumah dan besoknya saya sudah ingin sekolah namun kali ini tidak, dua hari saya izin sekolah pun masih tidak ada keinginan untuk sekolah bahkan waktu itu saya bolos sehari dan pergi ke luar kota untuk menghilangkan kejenuhan tetap saja tidak bekerja. saya sekolah hanya untuk absen, di sekolah pun saya tidak belajar, saat pelajaran saya menjahili teman teman saya atau asik sendiri lalu saya ingin cepat cepat pulang. saya sudah kehilangan fokus saya juga, sama sekali tidak bisa fokus saat belajar. saya juga kehilangan semangat untuk melakukan hal yang saya suka seperti memasak dan bermain bersama teman teman saya, bahkan sahabat saya. saya merasa lelah terus secara fisik dan mental dan saya merasa kosong, rasanya ingin menyendiri saja. beberapa bulan yang lalu saya merasa mati rasa karena tidak bisa merasakan apa apa seperti senang, cinta dan lain lain namun saya merasakan sakit dan sedih. dulu saya pernah membenci diri saya karena penampilan saya dan mau menghadapi un namun sekarang saya membenci diri saya tanpa alasan (penampilan saya sudah berubah menjadi lebih baik) rasanya ingin mati saja. kadang rasanya sakit sampai fisik seperti dada saya atau ulu hati saya sakit, juga kepala saya. kadang kadang jantung saya berdetak sangat kencang dan saya gemetaran lalu sesak. saya merasa sedih setiap saat, dan merasa hopeless. dan perasaan muak ini merambat, dari sekolah saya lama lama saya muak dan malas dengan masalah cinta cintaan lalu passion saya lalu saya malas dengan teman teman, lama lama saya merasakan muak dengan hidup saya. nilai saya juga menurun waktu sma padahal sd dan smp saya selalu juara. saya yakin kalau saya bercerita dengan orang tua saya mereka akan menganggap saya berlebihan. saya harus bagaimana? saya juga capek harus menyembunyikan perasaan asli saya di depan semua orang dan berpura pura menjadi orang yang sangat bahagia. maaf panjang, mohon bantuannya saya ingin menyelesaikan masalah ini sendiri, terima kasih
dear adik,
dari gejala yang kamu sebutan tadi sepertinya adik mengalami gangguan depresi, yaitu gangguan suasana perasaan yang ditandai dengan adanya penurunan mood menjadi depresi, kehilangan minat untuk melakukan aktivitas, dan berkurangnya aktivitas. Adik membutuhkan bantuan untuk mengatasi gangguan mood ini agar tidak menjadi semakin berat dan mengganggu aktivitas maupun pelajaran adik. Adik dapat menceritakan perasaan yang adik alami ini pada guru bimbingan konseling di sekolah atau pada kerabat dekat yang adik percayai untuk membantu adik kemudian bisa berkonsultasi dengan psikiater.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Salam,
dr. Maria Irene Hendrata
55 . Pertanyaan dari Member :
Selamat sore dokter, Saya perempuan berumur 23th, dok, calon suami saya mempunyai riwayat skizofrenia, menurut ceritanya, waktu sakit Ia mengalami halusinasi, memiliki waham yg salah trhadap suatu hal, dan menarik dirinya dari sosialisasi. skrg memang sudah membaik, namun saya khawatir Ia akan mengalami kekambuhan. Saya mohon saran dokter, apakah bila saya menikah dengan nya akan beresiko bagi masa depan saya dok ?
Apa yg harus saya lakukan jika Ia mengalami kekambuhan?
Ia juga selalu negative thinking yg begitu besar terhadap saya, terkadang menurut saya kecurigaan nya kurang masuk akal.
Mohon sarannya dokter, terimakasih
Dear Mba,
seseorang yang mengalami skizofrenia memang hampir tidak bisa disembuhkan secara total. Namun, tidak perlu khawatir karena penyakit tersebut dapat dipulihkan sehingga individu masih dapat bekerja dan beraktivitas selayaknya orang normal, selama ia minum obat yang teratur dan rajin melakukan kontrol ke dokter sehingga risiko kekambuhan dapat terkendali. Selain itu, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa skizofrenia bersifat hereditas, yaitu dapat diturunkan. Dapat dikatakan, jika seseorang memiliki orangtua atau keluarga yang memiliki riwayat skizofrenia, maka orang tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami skizofrenia dibandingkan individu yang tidak memiliki riwayat skizofrenia di keluarganya. Namun, kemabali lagi kepada faktor nature and nurture. Nature adalah kecenderungan yang menjadi bawaan seseorang (penyakit-penyakit tertentu), nurture adalah hal-hal yang ia dapat dari lingkungan yang membentuk kehidupannya. Jadi, walaupun seorang anak diketahui memiliki bawaan suatu penyakit menurun (contoh:skizofrenia) tetapi ia dididik dengan pola asuh yang baik, penuh kasih sayang, penerimaan dari lingkungan, dan diajarkan untuk lebih tangguh dalam menghadapi stress, niscaya anak tersebut akan tetap tumbuh menjadi pribadi dengan mental yang sehat.
Hal-hal yang harus Anda persiapkan adalah:
1. Membantu individu mengenali gejala awal kekambuhan. Walaupun mengkonsumsi obat secara rutin, kekambuhan dapat saja terjadi bila ia berhadapan dengan stressor. Bila sudah mulai terlihat gejala-gejala awal kekambuhan, baiknya Anda segera mengingatkan suami untuk berkonsultasi ke psikiater agar kekambuhan tidak semakin berat.
2. Individu dengan skizofrenia biasanya memiliki daya tahan terhadap stress yang lebih rendah. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mengajaknya berpikir dari sudut pandang yang lebih positif. Ingatkan pada suami bahwa Anda selalu mendukungnya dan banyak orang yang akan selalu menyayanginya.
3. Kecurigaan tanpa sebab dapat saja terjadi karena individu dengan skizofrenia seringkali sulit untuk melihat realita dan sangat mempercayai pemikiran subyektifnya. Bila sudah semakin parah, hal ini disebut dengan waham yang hanya bisa dipulihkan dengan terapi obat. Ketika sudah pulih, barulah ia bisa diajak bertukar pikiran.
4. Ada kalanya individu akan merasa putus asa dan jenuh untuk minum obat. Tugas Anda adalah untuk selalu mengingatkan suami untuk tetap semangat menjalankan terapi tersebut.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht