61 . Pertanyaan dari Member :
sore dok,
suami saya saat ini mengalami lupa akan wkt dan tempat, kejadian ini sdh berlangsung dari tgl 9 agustus 2015. awalnya dimulai demam kira kira tgl 7 agustus. awalnya sy ga begitu perhatikan masalah lupa-lupanya, krn sy konsentrasi dgn demam yg dialami suami. sy pikir tadinya krn kecapean akibat aktivitas yg cukup bnyk terutama di bulan juli 2015. saya kaget stlh tgl 10 agustus 2015 (senin) saat sy di ktr suami berkali kali nelp nanya saya (istrinya) lagi dimana. sy mulai curiga kok dia nanya keberadaan sy saat jam kerja, krn sblmnya tidak pernah seprti itu, paling kalo nelp nanya pulang jam brp itu juga kalo sdh menjelang jam pulang ktr. pas sy nyampe di rumah dia bilang ke saya kok brkt kerja ga bilang bilang. Pada hal hari itu dia yg panggil ojek buat sy utk brkt kerja. ahirnya sy putuskan selasa ga kerja mau merawat suami. sampai hari ini suamiku msh tetap demam, walau sdh berkali kali cek darah di lab hasilnya db negatif, typus negatif. dan pelupany amakin jelas kelihatan, sellau bertanya dgn hal yg sama, dan sellau sy jawab dan dia selalu janji tdk akan bertanya lagi. terakhir sy ke dokter sekitar tgl 31 agsutus utk periksa darah yg lbh lengkap. dan hasilnya DB dan typus tetap negatif, di paru tdk ada infeksi. dan sy cerita ke dokter kondisi suami. sy disarankan ct scan. tapi ini blm sy lakukan krn sgt sulit utk ngajak suami bertemu dokter.apalagi stlh dlm sebulan ini sdh diperiksa dokter demam tak juga turun,. suami saya kasih alasan ga ada gunanya ke dokter, demam ga sembuh sembuh kok katanya. yg jadi pertanyaan saya dok, apakah suami hrs menjalani ct scan , atau seperti saran bbrp org dibawa ke psikiater saja, atau bagaimana dok. dan apakah penyakit lupa akan waktu dan tempat ini bisa disembuhkan? trimakasih
Dear Ibu,
Akan lebih baik bila ibu menemui psikiater terlebih dahulu untuk mendapatkan diagnosa yang tepat. Disorientasi memang seringkali menjadi pertanda suatu gangguan psikiatri (contoh: dementia alzheimer, skizofrenia, dll). Namun, simtom disorientasi pun dapat menjadi dampak langsung dari masalah fisiologis yang sedang dialami. Demam merupakan pertanda adanya masalah dalam daya tahan tubuh. Dapat ibu ceritakan lebih jauh mengenai kondisi suami, seperti berapakah usia suami, seberapa tinggi suhu tubuh suami, dan apakah ada gejala lajn yang menyertai?
Kami sangat menyarankan agar Ibu segera melakukan konsultasi psikiater agar kondisi suami Anda dapat tertangani dengan tepat.
Semoga bermanfaat. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu : 0215609432.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht
62 . Pertanyaan dari ningsih :
perkenalkan, saya wanita berusia 23 tahun dan belum menikah. saya ingin berkonsultasi mengenai banyak masalah yang saya hadapi.
1. masalah adaptasi. saya merasa sangat sulit beradaptasi di tempat baru dengan orang-orang yang baru pula. ini menyebabkan saya tidak begitu banyak memiliki teman sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga saat ini di tempat saya bekerja. saya sulit mengikuti/ membuka pembicaraan dengan orang yang bahkan sudah lama saya kenal terutama laki-laki.
2. gangguan kecemasan. saya mudah sekali merasa cemas dengan hal-hal yang sepele. contohnya seperti saat harus pergi ke supermarket, saya merasa cemas jika harus bertemu banyak orang disana, memikirkan bagaimana cara saya berbicara dengan kasir? atau bagaimana jika saya kebingungan dengan letak barang yang ingin saya cari? atau saat saya pergi makan di restoran. saya cemas bagaimana bila harus menghadapi pelayan di sana. kecemasan ini membuat saya sering mengurungkan niat untuk keluar rumah, hingga saya lebih sering menutup diri dari dunia luar. saya sangat suka traveling dan sangat ingin traveling, tapi kecemasan ini membuat saya ragu-ragu, bagaimana jika saya bertemu dengan orang asing? yang akhirnya membuat saya membatalkan rencana traveling saya. terkadang kecemasan tersebut menjadi sangat kuat hingga membuat saya merasa mual pusing dan gemetar.
3. mood swing dan short temper. saya sangat mudah kesal dengan hal-hal kecil. kekesalan saya memang tidak meledak-ledak, tapi hanya saya lakukan dengan diam terkadang jika kekesalan tersebut sudah terlalu kuat, saya akan melanmpiaskannya dengan memukul barang atau membantingnya, bahkan melukai diri sendiri. selain itu saya juga sangat sensitif, saya mudah merasa menyesal dan sering menyalahkan diri sendiri. terlebih mood saya mudah sekali berubah, yang awalnya begitu ceria karena satu dua hal saya menjadi kesal atau sedih berhari-hari. terkadang tanpa ada alasan yang jelas saya merasa seperti mengalami depressi hingga saya tidak ingin melakuakn apapun, dan tidak peduli akan apapun yang terjadi dengan sekitar saya.
saya merasa saya mengalami gejala masocist karena terkadang saya menikmati penderitaan mental yang saya alami. tapi terkadang saya merasa putus asa dengan keadaan saya hingga rasanya ingin mati saja.
terkadang saya merasa diri saya menjadi sadist. terkadang saya senang membuat/melihat orang lain menderita. membayangkan saya melukai orang membuat saya merasa puas, saya merasa seluruh kemarahan yang saya miliki sudah terbayar.
saya memang merasa sangat marah pada satu atau dua hal yang menurut saya menjadi penyebab ketidakstabilan saya. saya memang berasal dari keluarga yang tidak bahagia, dan saya pernah mengalami trauma seksual saat kecil oleh orang terdekat saya. saya tidak pernah mendapat perhatian maupun pertolongan spikolog setelahnya, itu membuat saya merasa sangat marah pada banyak hal.
saya sudah pernah menemui psikolog sebelumnya, namun sepertinya kurang berhasil, karena saya sendiri merasa tidak cocok dengan beliau. psikolog hanya mengatakan saya hanya perlu berfikir lebih positif hingga kecemasan tidak beralasan saya akan membaik.
sebaiknya dari mana saya harus memulai perbaikan diri saya?
Dear Mbak,
Dari cerita Anda terlihat bahwa gangguan yang Anda alami memang merupakan gangguan kecemasan yang sudah mengarah pada fobia sosial. Adanya kecenderungan fobia sosial inilah yang menyulitkan Anda beradaptasi. Selain itu, terdapat pula karakteristik kepribadian yang sudah mengarah pada Gangguan Kepribadian Borderline atau Borderline Personality Disorder (BPD). BPD pun berhubungan dengan perubahan mood yang ekstrim antara emosi negatif dengan kecemasan. Walaupun tidak semua individu dengan BPD mengalami gangguan kecemasan, terdapat faktor biologis pada diri seseorang yang mempengaruhi kerentanannya terhadap gangguan kecemasan. Masalah ini dapat saja berkembang dari pengalaman traumatis Anda di masa kecil dan kondisi keluarga yang tidak dapat memberikan rasa aman. Anak-anak yang dibesarkan dalam kondisi keluarga yang penuh dengan konflik dan rasa tidak aman lebih rentan dalam menghadapi kecemasan. Kondisi perkembangan yang tidak stabil dan tidak dapat menumbuhkan rasa aman bagi anak sangat berpengaruh terhadap ketahanan mental seorang anak, sehingga mereka mengembangkan coping skill (penyelesaian masalah) yang kurang adaptifdalam menghadapi kecemasan dan emosi negatif, seperti pada gangguan kepribadian (termasuk BPD).
Tritmen bagi BPD adalah dengan menjalankan psikoterapi dengan psikolog untuk menggali dan belajar melakukan problem solving atas masalah tersebut, serta berlatih coping skills yang lebih adaptif terhadap emosi negatif dan kecemasan. Di sisi lain, perlu dilakukan penanganan terhadap kecemasan dengan terapi psikotropika anti anxietas oleh psikiater untuk mengurangi simtom kecemasan yang sudah cukup berpengaruh terhadap produktivitas harian Anda. Pertimbangkan pula untuk menjalankan terapi psikotropika anti depresan jika rasa putus asa dan pikiran untuk bunuh diri semakin tidak terkendali. Demikian, pemulihan pun dapat tercapai secara optimal.
Semoga bermanfaar. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 021 5609432.
Salam,
Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht
63 . Pertanyaan dari Member :
Selamat Sore,
Saya seorang sarjana lulusan K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) Fakultas Kesehatan Masyarakat dari universitas negeri di Depok. Setelah lulus kuliah, saya diterima di suatu perusahaan swasta di bidang laboratorium klinik.
Setelah bekerja, saya yang seorang fresh graduate merasa kurang mendapat buimbingan karena bagian K3 di bidang saya hanya saya sendiri dan atasan saya tidak memiliki pengalaman di bidang K3 sehingga rasanya kalau saya bertanya, jawaban yang saya dapatkan kurang memuaskan buat saya (gak nyambung).
Saya merasa tidak mempelajari apa-apa dan tidak mengasah capability sya meskipun saya telah bekerja selama 2 tahun. Sejak awal saya sudah tidak nyaman, tapi sekarang saya sudah merasa jenuh dan tertekan. Saya mulai meragukan passion saya di bidang K3. Saya telah mencoba beberapa lowongan kerja (cukup banyak)namun sampai saat ini masih belum rezeki. Saya semakin tertekan. Saya mulai merasa saya bodoh banget dan gak capable di bidang saya.
Tidak hanya membenci pekerjaan saya, saat ini, saya juga membenci jurusan kuliah saya. Saya mulai merasa salah jurusan dan kehilangan passion.
Saya berniat melanjutkan studi ke S2 karena saya merasa saya bodoh dan butuh belajar. Namun, karena saya telah kehilangan passion terhadap jurusan saya K3, saya bingung menentukan jurusan untuk S2 saya. Jujur saja, saat ini saya masih takut untuk memilih jurusan yang tidak linear karena saya tidak mengetahui prospek kerja ke depannya.
Untuk melanjutkan S2 di bidang linear jurusan K3, saya takut tidak diterima oleh dunia kerja dan saya merasa sayang bila setelah melanjutkan S2, income yang saya dapatkan tetap saja sama dengan lulusan sarjana (S2 saya menjadi sia-sia).
Mohon bantuan dan sarannya dok. Apa yang harus saya lakukan agar dapat mencintai pekerjaan dan jurusan saya? Apa yang harus saya lakukan untuk membantu saya memilih jurusan untuk S2 saya? Apakah saya dapat pindah jalur pekerjaan bila mengambil jurusan S2 yang berbeda? Bagaimana prosesnya?
Terima kasih sebelumnya atas bantuannya ya dok..
Dear Mbak,
Jika memang masih bingung untuk menentukan jurusan yang ingin didalami, ada baiknya untuk melakukan Tes Bakat dan Minat serta Tes Kepribadian untuk membantu Anda menggali pendidikan dan pekerjaan apa yang sekiranya cocok dengan minat dan kepribadian Anda. Apalagi Anda telah merasa jenuh dengan bidang pekerjaan Anda sekarang, walaupun bidang tersebut sesuai dengan latar belakang pendidikan Anda. Ketika menentukan jurusan kuliah, banyak orang yang hanya mementingkan minat mereka saja, namun lupa untuk menyesuaikan bidang tersebut dengan kepribadian mereka. Tidak jarang pula yang menempuh perkuliahan karena tuntutan dari keluarga atau sekedar ikut teman saja. Hal tersebut dapat menjadi beban yang cukup berat untuk dijalani seorang individu.
Memang banyak jurusan S2 yang dikhususkan bagi individu dengan lulusan linear. Tetapi tidak jarang pula jurusan perkuliahan yang terbuka bagi semua lulusan. Selama Anda dapat beradaptasi dan menyesuaikan dengan ilmu pendidikan yang baru, hal tersebut tidak akan menjadi masalah. Ingatlah bahwa belajar itu tidak akan pernah sia-sia dan tidak dapat dipertimbangkan dari satu sisi (penghasilan) saja. Banyak orang sukses yang tidak memiliki kesempatan belajar sebaik Anda dan tidak jarang pula orang yang kurang berhasil walaupun memiliki latar belakang pendidikan yang lebih baik. Semua itu kembali kepada diri kita, yang mana kita mau berusaha, bekerja keras, terbuka pada pengalaman baru, dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi hambatan.
Semoga bermanfaar. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 021 5609432.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht
64 . Pertanyaan dari Member :
Hallo dok,Saya perempuan usia 24th, belum menikah. Saya anak ke 5 dari 6 bersaudara, dimana masing - masing dari saudara2 saya memiliki tingkat keegoisan yang tinggi, terlebih saya sendiri. Saya menyayangi ibu saya, tapi saya menganggap ibu saya aneh, kolot dan saya sangat tidak suka saat beliau membanding2kan saya dengan anak lain, beliau tidak suka saya sering keluar rumah, bermain, travelling, atau sekedar nongkrong. Saya selalu berusaha mengubah karakter saya di tempat-tempat yang berbeda karena menurut saya itu hal paling aman yang dapat saya lakukan untuk melindungi image saya. Saya bertingkah angkuh dan tidak bisa menjadi diri saya sendiri saat berada di kantor tempat saya bekerja, saya tidak disukai partner kerja saya,mereka menganggap saya aneh dan saya tidak peduli dengan mereka. Selain itu saya merasa memiliki kesulitan berkomunikasi dengan partner2 kerja saya. Disisi lain saya bekerja paruh waktu di malam hari atau menyiibukkan diri bergabung dengan komunitas2 baru dan disana saya merasa lebih bahagia karena bisa menjadi diri saya sendiri, bercanda dan tertawa namun tetap berusaha membatasi diri dengan teman2 baru saya, sesekali saya berbohong untuk menyenangkan mereka, tapi saya merasa saya tulus bersahabat dengan mereka. Saya menganggap mereka dekat dengan saya melibihi keluarga saya sendiri, saya mengutamakan kepentingan mereka daripada keluarga saya, saya merasa senang jika teman2 dari komunitas baru saya menyukai saya, dan menganggap diri saya bukanlah orang aneh seperti yang partner kerja saya nilai dari diri saya. saya memposting saat2 menyenangkan saya dengan teman2 komunitas saya di media sosial untuk menunjukkan bahwa saya normal dan dapat bersosialisasi dengan baik.Saya ingin mengetahui apa saya memiliki kepribadian yang buruk, atau gangguan psikologis lainnya. Mohon bantuannya dok! Terima kasih. dok
Dear Mbak,
Kalau saya lihat kondisi yang Anda alami lebih kompleks dari yang Anda ceritakan. Selain itu, Anda menceritakan adanya perbedaan pola adaptasi dalam hubungan kerja dan komunitas, mengapa Anda merasa telah bersikap angkuh dan kurang mendapat penerimaan dari partner kerja Anda? Apakah ada bukti-bukti yang mendukung bahwa mereka tidak suka dengan Anda atau itu hanyalah prasangka Anda? Dan apa sebenarnya tujuan Anda melakukan perbedaan perilaku tersebut?
Masih diperlukan banyak informasi untuk mencari tahu gambaran kepribadian Anda. Akan lebih baik bila Anda melakukan tes kepribadian di biro konsultasi terdekat untuk mencari inti permasalahan Anda. Bila Anda menghawatirkan kondisi kepribadian Anda, pertanyaannya, apakah Anda nyaman dengan kondisi yang Anda jalani sekarang?
Semoga bermanfaar. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 021 5609432.
Salam,
Alexandra Gabriella A. M.Psi, Psi., C.Ht
65 . Pertanyaan dari Member :
Selamat siang, saya perempuan berusia 31 tahun dan saya seorang perokok, banyaknya rokok saya yaitu 2 bungkus untuk 1 minggu.
Pada hari Rabu 26 agustus di perjalanan pulang kerja di angkutan umum saya mengalami sesak pada pernapasan setelah angkutan tersebut melewati jalan berlubang dan agak ngebut, padahal biasanya saya tidak pernah mengalami sesak seperti ini, detak jantung saya pun berdetak kencang, kesemutan pada tangan dan keringat dingin. kadang sesak dan tanda2 itu hilang dan pergi. pada saat saya turun dari angkutan umum dan berjalan kaki, perlahan2 malah saya lebih nyaman, sesak itu hilang mungkin karena saya memikirkan ada apa dengan saya. sekarang hampir setiap saya naik kendaraan baik pribadi maupun umum saya jadi merasa takut dan terkadang sesak lagi. pada malam hari 26 agutuss itu saya langsung pergi ke dokter umum pada saaty diperiksa tekanan darah saya normal, hanya memang denyut jantung saya sangat cepat (dokter menyebut 97) dan ketika kedua tangan saya direntang kedepan telapak tangan saya 2-2nya bergetar. tetapi anehnya, dokter hanya mengatakan kalau saya kelelahan sehingga tubuh saya kurang oksigen. saya disarankan beristirahat saja dan diberikan obat maag, lambung dan jantung (obat berbentuk hati yang dibelah 2 saya minum malam hari saja). anehnya setelah keluar dari ruang periksa, seketika jantung saya normal tidak sesak lagi dan jauh lebih baik. apakah ini pengaruh dari rasa panik saya?
apa yang harus saya lakukan karena hal ini sangat mengganggu aktivitas saya.
Thanks.
Dear mbak,
dari deskripsi yang mbak sampaikan kemungkinan mbak mengalami suatu serangan panik. Serangan panik ini dapat terjadi berulang dan menimbulkan gangguan panik. Karena gejala tersebut dirasakan saat naik angkutan umum kemudian mbak mengalami suatu anticipatory anxiety, yaitu kecemasan terhadap hal yang belum terjadi, misalnya rasa cemas dan takut akan mengalami serangan panik lagi jika hendak naik angkutan umum.
Mbak dapat berkonsultasi dengan psikiater mengenai hal ini dan mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. Mbak juga dapat berlatih relaksasi atau latihan pernapasan sehingga jika serangan panik ataupun kecemasan tersebut timbul mbak bisa menerapkannya dan kecemasan dapat berkurang. Panduan untuk relaksasi banyak tersedia di internet.
Semoga bermanfaat. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 021 5609432.
Salam,
dr. Maria Irene Hendrata