Ceritakan Masalah Anda, Kami Siap Membantu




"Perlu diketahui bahwa konsultasi online bukan merupakan perwakilan dari konsultasi tatap muka, namun hanya sebagai gambaran konsultasi tatap muka."

Klik disini jika Anda setuju untuk mempublish nama anda dihalaman website.

working..

 

Beberapa Dari Mereka Telah Mnyelesaikan Masalahnya Disini, Sekarang Giliran Anda

 

66 . Pertanyaan dari Member  :
     Selamat malam dok. Saya perempuan dgn usia tahun ini menginjak 22 tahun. Saya 3 bersaudara, dan saya anak kedua, satu-satunya anak perempuan. Sejak kecil saya gampang sekali emćosinya tersulut, saya gampang menangis, saya pemalu dan tidak percaya diri. Dan salah satu faktor penyebabnya dapat dikatakan krn ibu saya sejak kecil lebih menyayangi kakak saya (laki-laki), itu terlihat jelas saat kami masih di bangku sekolahan, maka dari itu saya lebih dekat dgn ayah. Hingga saat ini saya kuliah semester 7, ibu saya sering membandingkan saya dengan kakak saya. Ibu selalu menyebutkan hal-hal baik dari kakak saya, dan selalu menyebutkan sifat-sifat buruk di diri saya. Baik dari akademik, dari kebiasaan, dari cara bersosialisasi, dll. Akibatnya, saya gampang tersinggung, saya tidak bisa menahan amarah, jika saya marah, saya akan diam pada penghuni satu rumah, saya tidak makan, saya tidak akan menjawab jika diajak berbicara dan itu berlangsung berhari-hari bahkan seminggu, ini ketika saya masuk bangku SMA dan kuliah, tapi jika saya rasa itu cukup, saya akan kembali baik dgn sendirinya. Namun ketika saya SD dan SMP, saya lebih suka mengurung diri dikamar, menangis, membanting barang disekitar, membentak dan membanting pintu. Saya juga sempat berpikir ingin bunuh diri ketika SD, SMP dan saat kuliah. Mood saya gampang sekali berubah bahkan dgn hal sepele. Ketika saya pergi jalan-jalan dgn ibu saya dan membeli baju, namun ibu saya bilang bahwa baju tsb tidak cocok, pdhl saya sangat menyukainya, seketika saya lgsg bad mood, saya lgsg kesal dan raut wajah saya lgsg berubah. Tp jika saya menemukan baju lainnya dan saya jd membelinya, seketika juga saya akan lgsg merasa sangat senang. Saya sadar, saya sering menyakiti hati ibu saya ketika amarah saya tidak terkontrol, ketika saya diam dan tidak menjawab apapun yang ibu tanyakan. Saya juga sering minta maaf pada beliau setelah beberapa jam saya menenangkan diri dgn cara menyendiri, saya sering menyetir sendiri dan singgah di suatu tempat untuk menjernihkan pikiran. Saya sering menangis sendiri, saya tidak menginginkan sifat buruk ini, saya tidak ingin menyakiti hati ibu dan orang-orang lainnya, tapi saya tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena saya sudah seperti ini sejak kecil. Ya ada kalanya saya seperti biasa tanpa emosi,mengobrol dgn bebasnya, berjalan-jalan kesana kesini, dan berkumpul. Saya ingin mengetahui apakah saya terkena gejala depresi atau gngguan psikologis lainnya, atau tidak sama sekali. Terimakasih.

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Halo Mba,

penegakan diagnosa tidak dapat dilakukan lewat sesi konsultasi online seperti ini karena untuk menegakan suatu diagnosa, perlu wawancara mendalam dan (jika dibutuhkan) tes psikologis. Apakah bisa berubah? Tentu saja bisa. Anda baru berumur 22 tahun dan sangat baik bila Anda telah menyadari hal-hal yang Anda rasa kurang baik. Namun, bila pikiran akan bunuh diri itu masih muncul, saya sarankan untuk segera mencari pertolongan profesional dari psikiater untuk mendapatkan terapi antidepresan.

Kalau dari cerita Anda, terlihat adanya pola komunikasi yang kurang sehat. Anda lebih memilih memendam perasaan Anda dibandingnya menyampaikan isi hati Anda. Akan sulit bagi Ibu Anda untuk menyadarinya bila tidak ada orang yang mengoreksinya. Cobalah belajar menyampaikan isi hati Anda dengan tenang. Bila emosi Anda mulai tersulut, aturlah nafas Anda. Hal ini akan membantu Anda menenangkan diri. Anda sudah dewasa, suatu saat Anda akan membangun keluarga Anda sendiri. Mulailah belajar untuk membangun pola komunikasi yang baik.

Mengenai masukan dari ibu, Anda memang sudah berusia dewasa dan sekiranya dapat menentukan pendapat Anda sendiri. Namun, ada baiknya mempertimbangkan masukan dari orang lain untuk merefleksi diri. Seperti contoh masukan ibu mengenai baju yang tidak cocok dengan Anda. Kadangkala kita tidak menyadari kekurangan kita, namun hal itu disadari oleh orang-orang di sekitar kita. Akan lebih baik bila ada yang menyadarkan kita mengenai penampilan kita yang kurang cocok, bukan?

Bila dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu 0215609432.

 

Semoga bermanfaat.

Salam,

 

Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht

67 . Pertanyaan dari Member  :
     Selamat Malam Dok Bapak saya umur 62thn mempunyai penyakit susah tidur dan selama 2tahun mengkomsumi obat tidur, dalam 1 malam mengkonsumsi 3 macam obat yaitu: Activan 2mg , Zolmia 15mg , Mitriptyline 25mg Dan sudah dihentikan selama 3bulan ini. setelah dihentikan, dalam 6 hari cuma 1jm tidur tetapi di isi dengan kegiatan olahraga jalan kaki setiap pgi selama 2jm walaupun tidk tidur. pertanyaan saya apa akibatnya jika sperti itu dan apa obatnya selain mengkonsumsi obat tidur? trims sebelomnya Dok di tunggu jawabanya

 

Dijawab Oleh : Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ (Psikiater)

Halo Bapak,

Pada orang tua terjadi degenerasi nucleus suprachiasmaticus (pusat irama circadian yg mengatur tidur bangunnya seseorang) nah karena degenerasi ini maka kebutuhan tidur jd menurun, masalahnya saat ini adakah penyakit lain yg memperberat kondisi degenerasi ini? Bagaimana status gula darah, kolesterol, fungsi kognitif? Adakah obat obatan yg dikonsumsi yg punya efek samping insomnia? Mengatasi proses degeneratif tidak selalu perlu obat anti insomnia tetapi bisa juga dgn pengganti hormon tidur (melatonin) atau terapi cahaya 10000lux sejam sehari selain olah raga. Olah raga jalan 2 jam terlalu lama utk lansia walaupun tergantung juga kondisi fisik umumnya. Karena masih banyak data yang kurang jelas dari kasus ayah Anda maka sebaiknya datang untuk evaluasi dan pemeriksaan fisik psikiatrik.

 

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.

 

Semoga bermanfaat.

Salam,

dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ

68 . Pertanyaan dari Member  :
     Selamat pagi dok, saya punya seorang pacar (pria) berumur 23 tahun, pada bulan juni tepat nya dari tgl 20 Juni 2015 sampai 28 juni 2015, dia mengalami tekanan berat dalam masalah usaha papanya dan project yang ia kerjakan gagal dan mengakibatkan kerugian cukup lumayan besar. Sehingga tgl 20 juni sampai 28 juni, pacar saya sebut saja "OT" tidak bisa tidur, dan mengalami halusinasi, biacara nya pun ngawur. dan sudah dibawa ke psikiater pada tanggal 29 juni. Setelah pulang dari psikiater, dan minum obat , keesokan harinya dia mulai bisa bercerita bahwa dia benar2 tertekan dan memiliki perasaan hampir terbunuh karena permasalahannya, dia tau yang mana halusinasi dan mana yang nyata. walaupun kadang2 masih ada suka ngawur sedikit. Dia membuat konsep sendiri mengenai uang dan firman tuhan, yang pada dasarnya memang tidak salah sih. setelah tgl 29 juni, 1 minggu kemudian, pacar saya kembali ke psikiater dan di beri tablet remital 15 biji untuk 15 hari baru setelah itu kontrol lagi @1tablet per hari Tapi keluarganya hanya memberikan 1/2 tablet satu hari, katanya takut over dosis. Dari tgl 30 Juni sampai 23 Juli, OT sudah normal menjalani kehidupannya sperti biasa. 1 bulan berlalu, tgl 23 july kemaren ini dia sempat ribut dengan papanya mengenai rencana pernikahan kami, kami bersepakat untuk membeli apartment di daerah kelapa gading tapi itu ditentang oleh ayahnya. dan dia bilang ke saya, dia tidak mau beli apartment di gading, saya sedang capek pulang kerja jadi emosi dan marah2 , saya bilang "gimana sih sejak sakit, ucapan mu gak bisa dipercaya". saya tidak tau apakah itu streesor baru yg membuat dia tertekan, dia tidak bisa tidur lagi dari tgl 24 sampai 26 juli. tapi dia tidak halusinasi dan dia tidak waham , dia cuman bilang kali ini semuanya saya mau landasin berdasarkan firman Tuhan. Tanggal 25 Juli saya masih sempat makan sama dia, dia menjadi talkative dan banyak bicara, dan dia membahas banyak firman Tuhan kepada saya. tanggal 26 Juli , keluarganya datang menemui saya dan mengatakan pacar saya minta segera meresmikan hubungan saya dengan dia (menikah), saya menolak dengan bilang saya tidak mau menikah dalam kondisi sakit. tiba2 dia menjadi pendiam sekali , seperti memikirkan sesuatu dengan saat keras, jalan dengan kepala tertunduk dan lemas. tgl 27 juli dia di bawa lagi ke psikiater nya, dan di pulang di beri obat, tapi kali ini dia tidak mau makan. tgl 28 juli, dia makan sangat sedikit dan banyak minum air, dia ribut kepanasan, dan selalu ingin buka baju bahkan dia mandi lebih dari 2 x hari itu, dia selalu menelepon saya dan minta untuk saya temani dan "dipijit". Saya agak ragu maskud dipijit disini apa ya . tgl 29 juli kondisi membaik, dia makan sendiri, mandi normal, mulai bisa diajak omong dan kadang omongannya bener tapi kadang beberapa masih agak tidak nyambung, dan masih minta ketemuan terus ama saya. tgl 30 juli dia sudah bisa kemasi barang nya untuk menginap di tempat saudaranya di bandung. Pertanyaan saya dok: 1. OT sakit apa ya dok? 2. Apakah penyakitnya bisa disembuhkan secara total? 3. Apakah akan kambuh sakitnya terusan2? 4. Apakah akan menurun kepada anak nya? 5. Jika keinginan nya untuk menikah dipenuhi apakah jaminan bahwa penyakitnya bisa sembuh? 6. Orang tua saya bilang lebih baik jangan diteruskan hub saya takutnya nanti setelah menikah dia ada masalah dan bisa kumat lagi, tapi saya sudah 6 tahun pacaran ama dia dan sudah saling sayang, menurut dokter apa yg harus saya lakukan? Terimakasih dok, Saya tunggu jawaban dari dokter. Thanks, Lis

 

Dijawab Oleh : Dr. Maria Irene Hendrata

dear Mbak,

 

1. Untuk menentukan diagnosa, kami harus bertemu langsung dengan pasiennya agar dapat diwawancara dan juga diobservasi. Jika gangguan yg dialami OT ini menimbulkan distress (penderitaan) dan hendaya dalam fungsi OT sehari-hari maka dapat dikatakan OT mengalami suatu gangguan jiwa. Dari cerita yg Lis sampaikan, masih banyak diagnosis banding dari gangguan jiwanya dan belum dapat ditegakkan diagnosis pastinya.

2. Gangguan jiwa dapat dipulihkan, artinya OT dapat kembali ke fungsinya seperti semula dengan pengobatan yg adekuat.

3. Gangguan jiwa dapat berulang kembali jika pengobatannya tidak adekuat atau dihentikan sebelum waktunya. Kekambuhan dapat dijaga dengan pengobatan yang teratur dan sesuai petunjuk dokter. Kondisi yang dialami OT saat ini masih fluktuatif karena keluarganya tidak memberikan obat sesuai dosis yg dianjurkan dokter.

4. Gangguan jiwa ada kemungkinan diturunkan kepada anaknya, namun hal ini tidak pasti karena tergantung juga pada kerentanan anak tersebut.

5. Menikah tidak menjamin sembuhnya suatu gangguan jiwa. Menikah dapat menjadi salah satu faktor pendukung pemulihan jika pasangannya benar-benar memahami, mau menerima kondisi pasien apa adanya, dan mendukung proses pemulihan, misalnya dengan turut memantau kepatuhan pengobatan. Sebaliknya, menikah bisa menjadi stressor tambahan jika pasangannya tidak mendukung pengobatan dan relasi dengan pasangannya tidak baik.

6. Keputusan ada di tangan mbak sendiri. Mbak dapat menimbang sisi positif dan negatif dari hubungan ini, serta menilai kesiapan mbak dalam menerima konsekuensi dari keputusan yg akan mbak ambil nanti.

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432

Semoga bermanfaat.

 

Salam,

dr. Maria Irene Hendrata

69 . Pertanyaan dari Joseph  :
     Selamat malam dok, saya mau konsultasi tentang masalah kepribadian saya. Saya laki-laki berumur 22 thn dan sekarang saya sudah bekerja. saya seorang yang introvert. saya ini pendiam, pemikir, kaku, minderan, pemalu dan susah bergaul. dalam hal apapun saya selalu lebih banyak berpikir daripada ngomong, bahkan saat diajak ngomong sama orang saya jadi tidak nyambung karena saya selalu berpikir bahwa mestinya orang yg ngajak ngomong saya harusnya udah tahu apa yg ada dipikiran saya (padahal belum tentu) jadi saya jawabnya singkat" aja . saya selalu ngomong seperlunya sama orang dan to the point. saya tidak suka mendengar orang ngomong basa basi dan tidak pandai basa basi. hal itu menyebabkan saya susah bergaul karena saya jarang ngajak ngomong orang (bingung ngajak ngomong apa) dan kalau diajak ngomong pun saya njawabnya pendek" bikin orang males ngomong sama saya. saya gak pandai ngomong, gak pandai bercerita dan mengungkapkan emosi saya. apa yang saya rasakan selalu saya pendam dalam hati tidak seperti orang yang exstrovert mereka selalu bisa mengungkapkan emosi yang sedang dirasakan dan segala hal bisa mereka jadikan bahan pembicaraan. saya juga minder dan merasa gak nyaman kalau diajak ngomong dengan orang yang saya anggap derajatnya lebih tinggi dari saya/orang yang populer (bukan berarti saya gak suka sama mereka). misalnya orang itu lebih ganteng dari saya/orang itu lebih kaya dari saya/apalagi cewe cantik. saya lebih nyaman dan bisa leluasa ngomong sama orang yang tampangnya pas"an, cewe yg ga cantik/biasa" aja/orang yang gak populer. padahal saya ini juga tergolong ganteng dan teman" saya selalu bilang kamu kalau ndeketin cewe pasti langsung dapet. dalam hati saya, saya ngajak kenalan aja ga brani, apalagi ngajak kencan, apalagi nembak. tp saya tidak mengungkapkan itu kepada teman" saya. gara" sifat saya itu juga sampai sekarang saya belum pernah pacaran. jangankan nembak cewe, saya mendekati cewe aja minder. saya selalu kaku kalau ngomong dengan cewe, dan sampai sekarang saya juga jarang berkomunikasi dengan cewe (kecuali ibu saya). kalau berteman pun saya hanya berteman dengan cowo, saya tidak punya teman dekat cewe. saya udah sering kali nyoba maksain ngajak ngomong orang (walaupun dalam hati gak pengen), ngajak basa basi orang tp malah jadi canggung dan gak nyaman karena terpaksa dan gak sesuai sifat saya, dan saya kadang" jadi salah tingkah. gara" itu saya malah jadi malu dan minder. akibat sifat saya yang introvert saya jadi sering sendiri, depresi dan merasa kesepian. saat kumpul dengan teman pun saya jarang ngomong. ngomong cuma kalo pas lg bercanda bareng, lg pengen bgt dan punya bahan pembicaraan ato kalo diajak ngomong. teman" saya pun banyak yang merasa bosan kalo pergi berdua sama saya soalnya saya jarang ngomong kalau gak diajak ngomong jd temen saya merasa kyk pergi sama orang bisu/benda mati. saya selalu tertutup dan jarang bercerita isi hati saya kepada teman". hanya dengan orang" tertentu saya bisa leluasa bercerita. dan saya juga lebih bisa mengungkapkan emosi saya, perasaan saya, apa yang ada dipikiran saya secara tertulis. contohnya sekarang ini saya bisa cerita panjang lebar kalau memakai teks. ngobrol dengan teman pun saya lebih bisa leluasa dan banyak bercerita kalau melalui pesan teks (sms, bbm, fb, dll) dari pada ngobrol secara langsung. saya kalau ngobrol secara langsung kurang begitu brani mentalnya. kalau ngomong berhadap"an (tatap muka) saya lebih sering nunduk dan tidak brani melihat mata lawan bicara saya (kurang brani bertatap muka). karena sifat saya yang seperti itu saya jadi gak punya banyak teman. saya sering sendirian, kesepian, stress dan depresi. saya juga jarang ngajak teman pergi karena takut mereka ga mau, takut mereka bosen pergi sama saya, bingung kalau ngajak pergi nnti ngomongin apa, dll. saya kalau pergi lebih sering diajak sama temen saya daripada ngajak. dan sekarang saya lebih sering pergi sendirian karena saya sekarang bekerja di jakarta, sedangkan dulu saya kuliah di salatiga. saya pisah dengan teman" saya dan sahabat saya semenjak bekerja di jakarta. saya tidak mempunyai teman dekat di jakarta. saya sering merasa kesepian, depresi, stress semenjak tinggal di jakarta. sebelumnya waktu kuliah lingkungan kost saya sangat nyaman, banyak teman, seluruh orang di kostan saya di salatiga saya kenal. sedangkan sekarang saya tinggal di jakarta hanya 1 orang di kostan saya yg saya kenal, dan itupun tidak kenal dekat hanya sebatas kenal saja dan jarang ngobrol. Saya merasa sangat sulit mencari teman di lingkungan kerja dibanding saat di kampus. saya pengen berubah dari sifat ini dan pengen jadi orang" yang normal (saya merasa diri saya ini aneh dan tidak normal), yang bisa supel, pinter ngomong, bisa membuat pembicaraan dulu, gak takut ngomong, disukai banyak orang dan punya banyak teman. Pertanyaan saya: bagaimana caranya supaya saya bisa begitu??? saya sudah mencoba berbagai cara dan meyakinkan diri saya supaya gak minderan, gak takutan ngomong, dan PD. tapi tidak bisa, saya selalu berakhir jd pendiam. bagaimana caranya supaya saya bisa jadi orang yang agak exstrovert?? saya merasa suram kalo saya begini terus. saya sudah kerja dan saya bakal susah bekerja dengan orang kalau saya masih begini. dan saya merasa suram karena semakin tua tetapi belum punya pacar dan belum pernah pacaran, teman" saya kuliah sekarang sudah pada punya pacar. saya juga susah beradaptasi dengan orang" baru. bagaimana supaya saya bisa mengembangkan diri saya menjadi orang yang bisa terbuka?? apakah saya perlu hypnoterapi/terapi mental/ terapi lain semacamnya?? saya pengen berubahhh. Saya merasa tersiksa dengan sifat saya ini, tapi saya tidak tahu harus berbuat apa T_T

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Dear Bapak,

yang perlu Anda sadari adalah Anda tidak sendirian. Banyak pula orang yang sekiranya merasakan hal yang sama dengan Anda.

Biasanya, karakteristik yang tampak dari luar dan disadari bukanlah masalah sesungguhnya melainkan dampak sekunder dari permasalahan yang lebih besar. Dapatkah Anda menceritakan bagaimana hubungan Anda dengan keluarga? Keluarga adalah kelompok sosial utama seorang anak di mana mereka belajar untuk berinteraksi dan menjalin relasi. Hubungan di dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan sosial seorang anak. Selain itu, pola didik dan pergaulan di sekolah pun berpengaruh terhadap keterampilan sosial seseorang. Bagaimanakan pola pergaulan Anda semasa sekolah dulu?

Hal yang perlu Anda ingat, setiap manusia itu memiliki keunikannya sendiri yang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak semua orang dapat bersikap ekstrovert seideal yang Anda bayangkan dan bukan berarti menjadi orang yang introvert tidak mungkin memiliki teman. Anda tidak perlu pandai berbicara atau terlihat selalu bersemangat. Yang terpenting adalah membuat orang lain merasa nyaman berinteraksi dengan kita dengan menunjukkan perilaku yang hangat dan tersenyum. Saran saya, biasakanlah mulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Tidak mungkin seseorang dapat merubah kebiasaannya 360 derajat hanya dalam waktu singkat. Cobalah untuk tersenyum dan menyapa. Sapaan ringan seperti, "Hai!" atau "Selamat Pagi!" yang disertai senyuman yang hangat akan menumbuhkan perasaan positif pula bagi orang yang menerimanya. Tersenyumlah setiap kali berbicara dengan orang lain. Demikian, mereka pun akan lebih mudah membuka diri terhadap Anda. Mulailah dari hal-hal kecil seperti itu.

Terapi psikologi yang dapat diberikan kepada individu dengan masalah seperti Anda adalah Cognnitive Behavior Therapy yang bertujuan untuk membantu memodifikasi pola pikir Anda secara lebih positif, berlatih mengontrol emosi-emosi negatif (kecemasan, ragu-ragu, malu, dll), dan membantu Anda memilih perilaku yang lebih adaptif untuk diterapkan sehari-hari. Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.

 

Semoga bermanfaat.

Salam,

Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht

70 . Pertanyaan dari Jenny Wijaya  :
     Dok, saya curiga kalau ayah saya mengidap Paranoid Personality Disorder. Sejak dulu beliau memang temperamental, tetapi belakangan ini menjadi semakin parah sampai mengancam untuk membunuh ibu saya hanya karena persoalan kecil saja. Dulu sekali (sekitar 20 tahun yang lalu) beliau sempat dibawa untuk konsultasi ke psikiater, tetapi setelah 2-3 kali pertemuan beliau menolak untuk melanjutkan terapinya. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena saya dan keluarga takut beliau bisa mencelakakan dirinya sendiri dan orang lain. Apakah mungkin di usianya yang sudah di atas 60 tahun kondisi ini bisa membaik? Terimakasih untuk jawabannya.

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Dear Ibu,

Dapat Anda ceritakan bagaimana gejalanya dan mengapa Anda merasa bahwa ayah Anda mengalami PPD? Sejak kapan ayah Anda mengalami gejala demikian?

Personality Disorder atau gangguan kepribadian biasanya sudah muncul ketika seseorang berusia dewasa muda (20-40 tahun). Jika memang demikian, memang akan sangat sulit untuk mengubah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan seseorang. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak dapat berubah dengan adanya niat dari dalam diri dan dukungan dari orang-orang sekitarnya.

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.

 

Semoga bermanfaat.

Salam,

Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht

1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 |

Artikel Kesehatan