Ceritakan Masalah Anda, Kami Siap Membantu




"Perlu diketahui bahwa konsultasi online bukan merupakan perwakilan dari konsultasi tatap muka, namun hanya sebagai gambaran konsultasi tatap muka."

Klik disini jika Anda setuju untuk mempublish nama anda dihalaman website.

working..

 

Beberapa Dari Mereka Telah Mnyelesaikan Masalahnya Disini, Sekarang Giliran Anda

 

86 . Pertanyaan dari Member  :
     Dok saya karyawan berusia 20 tahun, karena saya baru lulus SMK dan langsung bekerja saya punya permasalahan dengan pekerjaan dan lingkungan tempat saya kerja entah karena saya tidak bisa beradaptasi dengan baik atau memang lingkungannya tidak cocok dengan saya, saya bekerja di perusahaan ini baru 6 bulan dan selama 6 bulan itu masih ada pekerjaan yang belum saya pahami oleh karena itu saya menganggap diri saya ini orang yang paling bodoh di kantor saya, di kantor pun saya tidak mempunyai teman yang dekat dengan saya, sepertinya mereka juga menganggap saya ini karyawan yang tidak akan bisa bertahan untuk bekerja di kantor ini, semenjak saya bekerja saya jadi kurang percaya diri, saya takut dengan orang-orang di lingkungan kerja, dengan atasan juga, bagaimana cara saya mengatasi rasa takut sperti ini ya dok? Sebelumnya terima kasih banyak dok.

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Dear Mba,

 

Lingkungan kerja memang sangat berpengaruh terhadap tingkat tekanan yang kita rasakan dalam bekerja. Namun, bagaimana dengan bidang pekerjaan yang Anda jalani sekarang? Apakah sudah sesuai dengan minat Anda? Yang namanya ilmu dan keahlian dapat dipelajari kok seiring berjalannya waktu. Selain itu, dari semua keahlian yang dibutuhkan di kantor, terutama yang telah Anda kuasai, kenalilah salah satu keahlian Anda yang dirasa jauh lebih baik dibandingkan rekan-rekan Anda. Wajar saja bila kita tidak menguasai semua keahlian, yang penting pekerjaan tetap berjalan lancar.

 

Coba renungkan kalimat Anda, ”sepertinya mereka juga menganggap saya ini karyawan yang tidak akan bisa bertahan untuk bekerja di kantor ini” Anda seperti terlalu menghawatirkan pemikiran orang lain yang belum tentu benar terjadi. Inilah masalah Anda. Mulailah untuk fokus pada diri Anda sehingga Anda dapat belajar dengan lebih tenang dan optimal. Ingat, Anda memiliki kemampuan untuk lulus SMK, masih banyak orang di luar sana yang tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti pelajaran sekolah. Jadi, sadarilah bahwa diri Anda tidak bodoh.

 

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.

 

Semoga bermanfaat.

 

 

Salam,

Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht

87 . Pertanyaan dari Member  :
     selamat siang dokter . saat ini saya berusia 18 tahun , dokter saya sangat ketakutan dan mudah sekali menangis bila mendengar suara yang sangat kerang atau suara orang berteriak di depan saya , mungkin karena orang tua mendidik saya terlalu keras waktu saya kecil , setiap malam saya sering merasakan kecemasan yang berlebih , dan saya juga sering menggunakan heatset dengan volume yang sangat keras untuk menghindar dari suara teriakan orang tua saya saat bertengkar . dokter saat ini saya mudah sekali trauma bila itu menyangkut perasaan saya , saya juga akan berubah dan menjadi sangat pemdiam dan pemarah bila bertemu dengan orang-orang di masa lalu saya . dan menjadi sangat sulit bersosialisasi , dokter saya juga ingin seperti teman-teman saya yang mudah sekali berbaur dengan orang yang baru mereka kenal . apakah hal ini buruk untuk saya ? apakah ada solusi yang terbaik ? terima kasih dokter .

 

Dijawab Oleh : Dr. Maria Irene Hendrata

Hai Mba,

tampaknya apa yang Nur alami saat ini berasal dari pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu Nur. Kebiasaan menggunakan headset dengan suara keras tentunya lama kelamaan akan berdampak buruk pada kesehatan telinga Nur. Begitu juga Nur yang menjadi pendiam dan sulit bersosialisasi tentu akan mengganggu fungsi sosial Nur sehari-harinya.

Saat Nur merasa ketakutan dengan suara keras tsb, Nur bisa mulai mengatasinya dengan terapi relaksasi setiap hari. Nur mengambil posisi duduk atau berbaring dengan melemaskan otot-otot Nur. Nur bisa memejamkan mata lalu membayangkan tempat/situasi yang menyenangkan. Nur mengatur napas. Tarik napas dalam secara perlahan lalu dihembuskan perlahan pula melalui mulut. Hal ini dilakukan rutin selama 15 menit setiap harinya. Saat Nur merasa ketakutan atau cemas, hal tersebut bisa dipraktekkan.

Cara untuk memulai bersosialisasi bisa dengan Nur membuat target mingguan. Misalnya pada minggu pertama Nur menargetkan akan memberi senyuman pada 5 orang yang Nur kenal setiap harinya. Minggu kedua Nur akan menyapa 5 orang yang dikenal setiap hari. Minggu ketiga Nur akan mengajak bicara 5 orang yang Nur kenal setiap harinya, dan seterusnya. Nur juga bisa membuat catatan harian mengenai proses yg dijalani tersebut.


Nur bisa menghubungi 0215609432 jika ingin membuat janji untuk konsultasi. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

88 . Pertanyaan dari Member  :
     saya mahasiswi usia 20 tahun. ketika saya sedang mengalami suatu masalah saya cenderung menyalahkan diri saya sendiri, saya selalu merasa saya tidak punya banyak kemampuan dan saya selalu berbuat kesalahan, saya juga kurang pandai bersosialisasi apalagi dengan orang yang baru dikenal. dan ketika saya stress dan tertekan saya merasa sedih berlarut2 dan pernah beberapakali ada keinginan untuk melukai diri saya sendiri bahkan bunuh diri. saya ingin sekali pergi ke psikiater tapi saya terkendala oleh biaya. bagaimana ya sebaiknya ?

 

Dijawab Oleh : Dr. Maria Irene Hendrata

Dear Mba,

Jika ada keinginan untuk melukai diri atau melakukan bunuh diri sebaiknya Mia memberitahu keluarga atau orang-orang terdekat Mia sehingga mereka bisa membantu mengawasi atau memberi dukungan pada Mia. Apakah di kampus Mia terdapat dosen pembimbing akademik atau dosen yang bertugas di bidang konseling mahasiswa? Jika ya maka Mia bisa menggunakan fasilitas tersebut untuk mendapatkan dukungan. Mia memang membutuhkan bantuan psikiater dalam menangani gejala depresi yg dialami Mia. Jika terkendala biaya Mia dapat menggunakan fasilitas BPJS yang disediakan Pemerintah. Fasilitas ini akan meng-cover biaya konsultasi dan juga obat jika nanti dibutuhkan. Saya sarankan Mia segera mencari pertolongan ya.

89 . Pertanyaan dari Nimas Ayu Sekarsari  :
     Usia saya 15 tahun. Saya kelas 1 SMA. 14 tahun saya tinggal di desa. Dan sekarang saya merantau ke Kota untuk menempuh pendidikan sekolah menengah atas. Selama di kota saya susah untuk beradaptasi dan kebetulan saya mendapatkan teman sekelas yang orangnya keras2. Saya tidak betah tinggal disini. Saya sudah beberapa kali meminta kepada kedua orang tua saya untuk dipindahkan sekolah. Tapi orang tua saya selalu menolak. Pada suatu hari ketika pelajaran olahraga siswa disuruh membuat kelompok dan akan dibuat sebuah permainan. Kelompok yang kalah akan dihukum. Pada saat itu saya satu kelompok dengan 2 orang yang setahu saya mereka berdua sangat baik. Tetapi sebelum permainan dimulai saya tidak sengaja mendengar pembicaran mereka berdua yang menyebut nama saya dan teman saya yang daerah asalnya sama seperti saya (dari desa). Saya merasa tersinggung dengan perkataan mereka berdua. Dan pada saat itu saya berjanji tidak akan pernah memaafkan mereka berdua. Saya juga akan berjanji tidak akan mengikuti pelajaran olahraga lagi. Setelah kejadian itu saya jadi mudah sakit hati, susah melupakan suatu permasalahan yang sedang menimpa saya, sering menyendiri, melamun, dan ketika diajak berbicara terkadang saya menjadi agak tidak nyambung. Bagaimana cara mengatasi hal ini? Terimakasih.

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Dear Mba,

 

apa yang Anda alami sekarang memang dirasa berat. Dari sisi lingkungan dan pergaulan antara desa dan kota pasti sangat berbeda. Tapi di sinilah saat diri Anda di-”tempa” agar menjadi lebih kokoh. Menjadi orang yang berasal dari desa bukan suatu kesalahan kok. Akan lebih baik bila Anda dapat menunjukkan bahwa orang dari desa tidak kalah dengan orang dari kota. Tidak jarang orang yang merantau malah menjadi lebih sukses dibandingkan yang lain.

 

Jalankan pendidikan Anda sebaik-baiknya sekarang, tidak banyak yang mendapatkan kesempatan untuk mengubah kondisi hidup seperti Anda. Saya yakin orangtua Anda pun memiliki pertimbangan bahwa Anda akan menjadi lebih baik bila mendapat pendidikan di Kota. Tidak usah terlalu dimasukan ke hati atas apa yang Anda dengar, jadikan saja masukan untuk menjadi lebih baik. Tunjukkan saja bahwa Anda pun bisa berprestasi.

 

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.

 

Semoga bermanfaat.

Salam,

 

Alexandra G. A., M.Psi, Psi., C.Ht

90 . Pertanyaan dari Member  :
     28 maret, tepat umur saya 23 tahun. saya yatim-piatu dan sedang menjalin hubungan dengan pria dewasa diatas saya 8 tahun,batak,khatolik sedangkan saya muslim. Pria manis,cuek, dewasa dan bertanggung jawab yg pernah saya temui sebelumnya, 2 tahun lamanya kami menjalin hubungan,pertama hubungan semuanya terasa indah,pada saat itu pasangan saya blm bekerja tetap,disaat masih jauh dr kata sukses saya selalu ada untuk dia dalam kondisi apapun,saya selalu turun dalam hal materipun. Sempat trpikir kalo saya dimanfaatkan tp perasaan ini makin hari makin menjadi,dan saya rasa sangat berlebihan rasa sayang dan cinta saya trhadap dia. Apapun sll saya lakukan demi dia,keluarga saya saya,sangat yakin padanya,sampai pada akhirnya ibu saya meninggal dunia. Saya stres,bingung,kacau pada siapa lagi saya harus mengadu,saya termasuk dr keluarga yg kurang kasih sayang,cuma ibu saya yg saya punya. Stelah itu berlalu kondisi saya sulit untuk ditinggal2 pergi oleh pasangan saya,makin hari makin saya ga bisa lepas dr pasangan saya,pasangan saya mulai berubah setelah sukses,mulai tidak memperdulikan saya,dia selalu tidak ingin tau kondisi saya,hatus saya trs yg ngejar2 dia,pada akhirnya saya sekarang sedang mengandung anaknya dia,tp dia malah tidak ingin bertanggung jawab,jalan keluar dia anak ini harus hilang,tp dengan rasa yakin saya,saya sanggup membesarkan anak saya sendiri,sampai sekarang dia masih tetap bersama saya,namun belum ada pembicaraan soal pertanggung jawaban ini,kearah yg lebih serius. Sedangkan perut saya makin besar jalan 4 bulan,saya sengaja tidak terlalu menuntut agar dia sadar,tp tidak ada sadarnya dia sedikitpun tentang anak ataupun saya,dia sempat bilang " saya bertanggung jawab atas anak itu tp tidak untuk kamu " saya harus bagaimana? Bertahan? Atau bagaimana? Saya tidak punya siapa2 lagi.

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Dear Mbak,

Kami tahu bahwa sekarang Anda sendiri dan merasa tidak memiliki siapa-siapa lagi untuk mendukung Anda. Dari cerita Anda, masalah Anda ada pada pandangan Anda tentang dia. Itulah mengapa Anda terjebak pada kehidupan seperti ini. Atas semua yang pria tersebut lakukan pada Anda, Anda tetap menceritakan gambaran pria tersebut sebagai ”Pria manis,cuek, dewasa dan bertanggung jawab.” Bagaimanakan gambaran bertanggung jawab menurut Anda? Dan apakah Anda yakin pria tersebut dapat dikategorikan sebagai ”Pria bertanggung jawab”? Setelah Anda dapat menilai realita secara obyektif, Anda pun dapat menentukan jalan keluar terbaik terhadap hubungan Anda dengan dia.

 

Mengenai anak di kandungan Anda, anak adalah anugerah yang dititipkan Tuhan bagi kita. Kami sangat bersyukur ketika membaca bahwa Anda memilih untuk membesarkan anak Anda. Tapi perlu kami ketahui, apakah sebenarnya alasan Anda memilih jalan tersebut? Apakah Anda merasa memang inilah darah daging Anda yang harus Anda cintai atau Anda berharap dengan adanya anak ini hubungan Anda dengan si pria akan semakin membaik? Jika alasan Anda sesuai dengan pernyataan ke dua, kami rasa hal tersebut akan sulit terjadi. Walaupun masih berusia muda, Anda harus mempersiapkan diri sebagai orangtua, bahkan bila takdir mengarahkan Anda sebagai orangtua tunggal. Perluaslah informasi mengenai cara-cara membesarkan seorang anak. Di Indonesia, dukungan sosial dari keluarga masih sangat kental. Anda dapat berbagi tanggung jawab mengurus anak dengan salah satu kerabat Anda. Selama kita berusaha, pasti ada jalan keluarnya. Mulai sekarang, bicarakan kehamilan kepada keluarga atau saudara Anda yang masih bertanggung jawab atas Anda karena tidak selamanya kehamilan Anda dapat disembunyikan. Mungkin akan ada pertentangan yang besar, tapi kami yakin mereka akan tetap menerima Anda dan anak Anda sebagai keluarga.

 

Ingatlah bahwa prioritas Anda sekarang adalah anak Anda, bukan hubungan Anda dengan si pria, mengingat belum ada kesadaran dari si pria untuk bertanggung jawab. Selain itu, dapatkan Anda menceritakan alasan si pria bahwa ia belum mau bertanggung jawab? Pernahkan Anda menanyakan kepadanya?

 

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.

 

Semoga bermanfaat.

                                          

Salam,

dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ

Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht

1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 |

Artikel Kesehatan