96 . Pertanyaan dari Nur fanidiyah Tri Utami :
Pagi dok,
Saya mempunyai permasalahan perasaan yang sangat mengganggu keseharian saya. Dari dua tahun yang lalu saya menyukai seorang pria, kedekatan kami sudah dibilang sangat dekat. Tapi karena berbagai alasan kami mulai menjaga jarak. Meskipun saya sudah memiliki pasangan, tiap kali bertemu dia perasaan saya tidak pernah berubah sedikitpun, semua bisa saya lakukan untuk dia..
beberapa bulan ini kami dekat lagi dengan status yang tidak jelas. Dia memang yang membuat saya berubah menjadi lebih baik, tp makin lama perasaan saya semakin tidak bisa dikendalikan. Setiap kali bertemu dia, saya selalu merasa kacau, merasa gila dan perasaan ini semakin tidak karuan. Sering menangis sendiri, pekerjaan kacau, dan serasa tidak mempunyai gairah hidup lagi. cuma dia yg selalu dipikirkan.
Sungguh perasaan ini sangat mengganggu saya. Menurut dokter apa yang harus saya lakukan agar saya bisa menetralisir perasaan saya dan agar bisa menjalani kehidupan seperti sediakala?
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
97 . Pertanyaan dari Nurul Rezky Amaliah :
Saya wanita berusia 23 tahun, sekarang sdh semester 10 disalah satu universitas. 2 tahun lalu saya mengalami perubahan yang sangat signifikan. saya jd tdak semangat menjalani rutinitas bahkan ketika teman2 sy sangat semangat untuk mengerjakan skripsi saya bahkan merasa cuek dengan hal itu. Sy kadang malas makan. Malas merawat diri. Sekarang hampir 2 tahun skripsi saya tak kunjung selesai. Saya ingin mnjadi seperti sedia kala. Yang ceria, semangat beraktivitas. Mohon sarannya.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
98 . Pertanyaan dari Member :
Hai..
aku seorang pelajar yang baru saja 17th desember tahun lalu.
akhir-akhir ini aku merasa seperti sudah klimaks atas semua yang ku hadapi.
kondisi keluarga ku yang selalu membuat ku mudah menangis, takut dan semacamnya karena mereka terus memarahi ku dengan kasar. orang tua ku selalu memperlakukan kasar, di gampar, dipukul dengan benda atau tangan, dll. aku tidak suka terhadap lingkungan dan orang-orang yang ada di rumah, aku selalu merasa terkekekang, tidak bebas, dan tertekan, hal itu semua telah aku rasakan sejak kecil. saat umur ku sekarang, aku hanya bisa diam dan ketika emosi ku meledak, aku melakukan hal kasar yang secara reflek aku lakukan kepada mereka meski mereka keluarga ku. aku selalu dipandang sebelah mata oleh kedua orangtua ku yang membuat ku semakin down, menghina ku, membandingkan ku dengan kakak ku, mengatakan bahwa aku adalah setan, bukan anak mereka dsb.selalu terlintas di benak ku, apakah aku bukan anak mereka? apakah aku tidak dianggap anak oleh mereka? apa yang aku lakukan seakan sia-sia bagi mereka, apa yang ku lakukan seakan menjadi serba salah, disitu aku merasakan miris dan seperti tak ada gunanya hidup di keluarga ku, semacam sampah besar di keluarga ku.terlintas di benak ku, kenapa aku memiliki orang tua seperti mereka? kenapa mereka begitu mengekang ku? seakan rumah bagaikan neraka, jujur aku udah ga betah tinggal di rumah hanya saja aku berusaha menahan dan menahan hingga aku suka menyendiri di kamar dan pergi ke rumah sahabat dan bercerita pada sahabat ku, tetapi mereka terkadang tak bisa benar mengerti apa yang aku rasakan.
aku pernah kabur dari rumah saat aku masih SD dan aku berniat kabur dari rumah lagi akhir-akhir ini karena benar-benar tak tahan dengan orang-orang yang berada di rumah.
aku juga punya pacar, ternyata ia tak disetujui oleh orangtua ku, terutama mama ku karena ia tidak kuliah, aku bingung harus pilih siapa dan mengikuti siapa? jika ia tidak kuliah, aku dan dia harus putus saat itu juga. dalam hal tersebut aku tidak mau ada pihak yang sakit hati.
bagaimana solusi yang harus dilakukan dalam masalah ku?
apakah tingkat depresi ku semakin parah atau tidak?
bagaimana membuat orangtua ku tak memandangku sebelah mata, membandingkan ku dengan oranglain?
Dear Mbak,
Menjawab pertanyaan Anda “bagaimana membuat orangtua ku tak memandangku sebelah mata, membandingkan ku dengan oranglain?” , akan sulit untuk mengharapkan oranglain berubah. Namun, Andalah yang harus berubah. Dengan menunjukkan bahwa Anda dapat mendiri, hal tersebut dapat merubah pandangan mereka tentang Anda. Anda sudah dewasa, sebentar lagi akan memasuki masa kuliah. Jika memang tidak tahan untuk tinggal di rumah, Anda dapat mengambil keputusan untuk kuliah di tempat yang cukup jauh agar Anda dapat mengontrak/kos dan tidak terlalu sering lagi bertemu dengan mereka. Toh itu bukan hal yang salah selama Anda dapat mengambil keputusan yang dewasa dan bertanggung jawab atas diri Anda sendiri. Selain itu, cobalah melakukan kerja sampingan sambil berkuliah. Anda dapat bekerja sebagai guru les, pelayan di cafe atau restoran yang menerima kerja paruh waktu, dan lain-lain sesuai dengan bidang yang Anda sukai. Tunjukkan bahwa Anda berbeda dan tidak pantas diperlakukan seperti anak kecil lagi.
Mengenai pasangan Anda, kami pun tidak dapat memberikan solusi yang optimal, mengingat Anda pun tidak menceritakan keadaan hubungan Anda dan bagaimana sikap serta pergaulan pasangan Anda. Namun, biasanya orangtua memiliki penilaian yang cukup adekuat terhadap pasangan anaknya. Mungkin saja orangtua Anda menilai negatif hal lain mengenai pasangan Anda, namun karena alasan itu tidak cukup kuat, mereka mengungkit adanya status ”tidak kuliah” pada pasangan Anda. Saran kami, ada baiknya bagi Anda untuk mempertimbangkan kembali hubungan kalian.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
99 . Pertanyaan dari Member :
Jadi tuh aku ngerasa hidupku terbalik, aku kalo malem itu susah tidur mau berusaha gimana pun juga. Dari yg ngejauhin ponsel, nyalain musik relaksasi, matiin lampu, tetep aja susah tidur. Jadi itu, aku ngerasa ada suatu perasaan takut yg menjadi-jadi gitu. Tapi kalo aku tidur pagi aku ngerasa lebih baik. Aku tidur setelah subuh sampai siang jam 1an. Tapi itu ga bisa aku lakuin tiap hari. Aku tau itu ga sehat dan aku juga pagi harinya kuliah. Jadi lebih sering itu aku dapet pertanyaan dari temenku mata kamu kok kayak panda, begadang ya?
Aku juga enakan tidur siang sampai sore gitu, tapi itu juga ga bik katanya buat kesehatan.
Aku pernah berusaha jadi aku siap2 untuk tidur mulai jam 8 malem, lampu uda dimatiin kayak orang mau tidur aja gitulah. Tetep aja tidurnya yaa malem2 gitu.
Saya kan ga mungkin membiarkan ini keterusan, saya punya tanggungjawab untuk kuliah saya dan kegiatan saya lainnya. Bagaimanakah untuk menyikapi insomnia saya? Terimakasih
Hormat saya
Prischa IR
Dear Mbak,
Rasa takut yang menjadi-jadi itu dengan dasar pikiran seperti apa? Dapatkan Anda menjelaskannya lebih dalam dan apakah Anda memperhatikan pada keadaan seperti apa ketakutan itu muncul? Sejak kapan Anda mengalami kondisi seperti ini dan apakah Anda mengonsumsi zat-zat tertentu?
Pada dasarnya, kita sendiri dapat mengatur pola tidur kita, walaupun pada kondisi medis tertentu, seseorang dapat menggunakan obat, dengan pengawasan ketat dari psikiater, untuk membantu menumbuhkan rasa kantuk. Untuk terapinya biasa menggunakan hipnoterapi ataupun terapi kognitif untuk menyadari kebutuhan fisik Anda akan istirahat. Selain itu, sulit tidur biasanya dapat langsung teratasi dengan relaksasi, namun dengan teknik yang benar. Maka dari itu, akan lebih baik untuk melakukan latihan dengan didampingi oleh psikolog.
Bagaimana jika Anda menguji diri Anda sendiri dengan menahan diri dari tidur. Seberapa lamakah Anda dapat terjaga? Dan jika Anda telah menahan diri untuk tidak tidur, apakah Anda dapat tidur dengan nyenyak esok malamnya? Lebih baik untuk mencoba hal ini ketika Anda tidak memiliki kegiatan yang melelahkan esok harinya. Jika memang masih belum teratasi, ada baiknya untuk menemui tenaga Ahli (psikolog/psikiater). Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht
100 . Pertanyaan dari Member :
Saya seorang mahasiswa akunt smstr 6. hampir selama saya kuliah saya agak malu - malu dan takut dalam berkomunikasi dengan teman saya dan orang - orang disekitar lingkungan kos saya. kesulitan yang saya alami adalah saya selalu tidak kuat menatap lama lawan bicara saya. setiap kali pertengahan pembicaraan yang panjang (kira2 >10s) saya cenderung berusaha untuk mengalihkan pandangan mata saya dari lawan bicara saya, dan akibatnya lawan bicara saya menjadi memandang saya dengan pandangan aneh (mungkin dianggap menyepelekan, pdhal tidak ada maksut untuk itu). kemudian saya juga tidak bisa mengakrabi teman baru yang saya kenal. kerap kali saya bingung mau bicara apa, dan akhirnya diam saja sampai orang itu pamit mau pergi. saya juga agak takut2 dalam bergaul dengan teman lawan jenis, tpi bukan berarti saya suka sesama jenis. saya tetap ada rasa dengan lawan jenis, tapi tak berani untuk mendekati dan mengutarakan perasaan saya. Selama ini saya jarang sekali ngobrol dengan lawan jenis kecuali jika ada keperluan tanya tugas. Dan sampai sekarang saya belum pernah pacaran.
Karena terlalu lama seperti semua yang saya jelaskan diatas, saya cenderung merasa lebih nyaman ketika sendirian. Namun disuatu waktu saya juga merasa iri dengan teman - teman yang bisa bercanda gurau.
Saya dikampus dikenal pendiam, bahkan karena itu saya mendapat julukan si galau. Padahal saya sama sekali tidak merasa galau. Ada juga yang menilai saya ini sombong karena diam saya.
Bagaimana cara agar bisa mengubah pribadi saya menjadi pribadi yang lebih mudah bergaul dan tidak malu2. saya takut pribadi saya yg seperti ini akan membuat menyulitkan saya untuk mendapat pekerjaan di perusahaan setelah saya lulus nanti. Karena kalau saya lihat sekarang sepertinya qualifikasi di perusahaan2 bukan hanya dari sisi intelektual saja tetapi juga sosial. Mohon bantuannya. Terimakasih..
Halo,
Menelaah cerita Anda, kami dapat menyimpulkan bahwa keengganan Anda untuk bersama orang lain adalah karena Anda khawatir akan penilaian mereka terhadap Anda. Contohnya pada kalimat ini ”saya juga agak takut2 dalam bergaul dengan teman lawan jenis, tpi bukan berarti saya suka sesama jenis”. Anda seakan telah mengantisipasi bila oranglain menilai Anda, padalah sebenarnya itu adalah kekhawatiran Anda sendiri. Hal ini merupakan satu bentuk kesalahan kognitif (cognitive distortion), yang mana seseorang seakan-akan merasa dapat membaca pikiran orang lain. Padahal, tidak selamanya apa yang dipikirkan itu benar terjadi. Inilah yang harus digali terlebih dahulu, dari manakah kekhawatiran akan penilaian ini bersumber?
Kemampuan untuk bersosialisasi pada individu dewasa berkembang dari pengalaman sosialisasi di masa kecil. Jika sudah dewasa, satu-satunya cara adalah dengan pembiasaan. Terbiasa untuk bersama orang lain, bercengkrama, terutama terhadap lawan jenis. Tidak perlu mengkhawatirkan tanggapan mereka. Bila perlu, tantang diri Anda terhadap apa yang Anda khawatirkan. Apakah benar terjadi seperti yang Anda khawatirkan? Apakah dari semua perempuan yang Anda ajak bercengkrama, kesemuanya tidak memberikan tanggapan positif pada Anda?
Semua orang memiliki karakter masing-masing. Ada yang senang dengan keramaian, ada yang lebih suka untuk menyendiri. Selama hal tersebut tidak menggangu pekerjaan dan aktivitas Anda, sepertinya tidak menjadi masalah. Mengenai kualifikasi pekerjaan, Anda tidak perlu khawatir karena setiap jabatan pun membutuhkan kualifikasi kepribadian yang berbeda-beda. Jika pekerjaannya membutuhkan tatap muka dengan banyak orang (cth:marketing, resepsionis, dll) tentu saja kualifikasinya adalah orang yang mudah bersosialisasi. Tetapi pada bidang pekerjaan ”di belakang meja” (cth: akunting, staf administrasi, programmer), justru orang-orang yang tidak memprioritaskan pergaulan dan sosialah yang akan dipilih. Intinya, pilihlah pekerjaan yang sesuai dengan karakter Anda. Jika tidak, Anda sendirilah yang akan tertekan dalam menjalankannya.
Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432.
Semoga bermanfaat.
Salam,
dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht