Ceritakan Masalah Anda, Kami Siap Membantu




"Perlu diketahui bahwa konsultasi online bukan merupakan perwakilan dari konsultasi tatap muka, namun hanya sebagai gambaran konsultasi tatap muka."

Klik disini jika Anda setuju untuk mempublish nama anda dihalaman website.

working..

 

Beberapa Dari Mereka Telah Mnyelesaikan Masalahnya Disini, Sekarang Giliran Anda

 

41 . Pertanyaan dari Silvia Laurents  :
     aku suka tidur di kelas , kata temen aku meski aku udah tidur waktu istirahat tetap aja bablas pas lagi di kelas . aku juga sering insom . dan aku suka banget nonton film di website tapi kenapa setiap di pertengahan film sebelum mencapai bagian klimaks film selalu nafsu film aku menghilang dan pingin ganti film lain , seakan gak mau melihat adegan klimaks masalah suatu filmnya . saya kurang tahu dari kapan tp sepertinya sudah dari dulu ? tp kalo masalah insom dan tidur di kelas semenjak SMA kelas 2 . saya mahasiswi kedokteran semester 4 jd masalah tidur di kelas itu cukup mengganggu .

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Dear Mba,

Biasanya apa aktivitas yg Anda lakukan ketika tidak tidur di malam hari? Sepertinya memang cyrcadian rythm Anda sudah terganggu sehingga Anda kesulitan untuk bangun di siang hari dan sulit tidur di malam hari. Bagaimana bila Anda menahan diri untuk tidak tidur di siang hari, apakah Anda tetap akan terjaga di malam harinya?

 

Lalu terlihat pula gejala yang Anda ceritakan sudah mengarah pada kesulitan dalam mempertahankan atensi. Perlu dilakukan adanya tes seperti Brainmapping dan TOVA untuk menggali masalah apa yang mendasari kesulitan Anda mempertahankan atensi. Apakah karena Anda kesulitan menahan gerakan-gerakan impulsif atau semata-mata tidak mampu mempertahankan atensi. Mengingat latar belakang Anda sebagai mahasiswi kedokteran, Anda pasti mengerti bahwa kesulitan memertahankan atensi berhubungan erat dengan tingginya gelombang Theta. Hal inilah yang membuat Anda cepat bosan dan mengantuk pada hal-hal yang Anda anggap membosankan, seperti ketika kuliah atau terlalu lama menonton film. 

 

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432/081219591678(telp/sms/wa).

 

Semoga bermanfaat.

 

Salam,

 

Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht

42 . Pertanyaan dari Member  :
     saya seorang istri dgn 3 putri, suami saya karyawan swasta.dari awal pernikahan kami semua baik" sj kami tidak pernah bertengkar yg serius,suami bisa menerima keadaan dimana penghasilan saya lbh dari yang bisa dia dapatkan.kehidupan seks pun biasa sj.pekerjaan suami kadang mengharuskan dia harus keluar kota.5 thn yg lalu ketahuan kalau dia berselingkuh,dia mengaku salah dan akan mengakhirinya dari pengakuannya ternyata sebelumnya pun dia pernah beberapa kali pijat++ pernah juga bawa perempuan ke dlm kamar hotel.saya sangat percaya pada suami dan tdk pernah curiga dia akan mengulanginya lagi sampai pada 7 bln yang lalu ternyata dia punya hubungan dgn wanita lain dan itu sdh berlangsung 2 thn, saya tau dari org lain lagi yang pernah beberapa kali ponseks dgn suami saya.dia mengakui setelah saya desak ternyata mereka melakukan hubungan suami istri setiap kali suami kunjungan kerja ke kota itu dan wanita itupun seorg istri. dari cerita suami dia selalu tergoda ingin mencoba sesuatu yg baru ato seperti film yg sering dia liat di youtube yg ternyata sering dia tonton dgn segala pose.dari ceritanya saya riwain kembali kehidupan seks kami mmg ternyata sdh tdk wajar yg awalnya sy anggaap krn pengaruh pekerjaannya membuat dia tdk bernafsu.ternyata sejak 5 tahun lalu kehidupan seks kami sdh mulai terganggu, dulu kl dia plg dari luar kota kami melakukannya dgn mengebu gebu, ternyata setelah dia coba dgn wanita lain dia sering menghindar kadang dia tunjukkan sikap sdg capek sehingga sy pun tdk menuntut. pernah beberapa kali sdg berhubungungan tiba" venisnya mengecil nggak bisa lg berdiri sy masih menganggap krn tekanan pekerjaannya.2 thn terakhir kami sama skali tdk pernah berhubungan intim lg.penghianatannya yg terakhir ini sangat membuat sy sakit hati,saya sdh bilang ke dia saya tdk mau barang bekas. sy sangat susah melupakan penghianatan yg dia lakukan. seharusnya dia keluar dari rumah seperti yg dia janjikan 5 thn lalu jika dia melakukannya lg tp dia tdk mau pergi. sekarang pun dari bahasa tubuhnya saya tau dia tdk berminat kepada sy, saya minta saran dari dr kemana sebaiknya kami konseling

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Dear Ibu,

Berat memang kondisi yang Anda alami, dan saya yakin ibu adalah wanita yang kuat karena dapat melewati masalah-masalah tersebut. Tidak mudah memang untuk mengambil keputusan atas pernikahan yang dilatarbelakangi dengan perselingkuhan. Dalam hal ini, Anda perlu mencari kesesuaian prioritas Anda dan suami agar dapat menentukan jalan tengah yang terbaik. Pasti ada alasan mengapa suami Anda pun masih memilih untuk memertahankan rumah tangga Anda.

Banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku selingkuh atau "jajan". Namun, seringkali perilaku tersebut sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. Yang harus Anda pertimbangkan adalah pertama-tama, sejauh mana batas kemampuan Anda menerima perilaku suami. Jangan sampai Anda memprioritaskan keluarga namun terus menerus tertekan dan mengabaikan kesehatan Anda sendiri. Kedua, pertimbangkan konsekuensi positif dan negatif bila Anda memutuskan untuk "tetap menikah" ataupun "bercerai". Bagaimanakan pengaruhnya terhadap putri-putri Anda bila mereka tumbuh tanpa adanya sosok ayah, dan bagaimana pengaruhnya bila putri-putri Anda tumbuh dengan adanya sosok ayah yang berselingkuh. Dalam hal ini, cobalah untuk memertimbangkan dari sudut pandang yang logis. Ketiga, risiko kesehatan yang mana perilaku selingkuh dan "jajan" meningkatkan risiko infeksi Penyakit Menular Seksual bagi orang yang menjalaninya maupun pasangannya. Saran saya adalah agar Anda dan suami menjalankan terapi pasangan dengan menemui psikolog/psikiater yang telah kompeten dalam menangani permasalahan rumah tangga demi memulihkan keretakan rumah tangga Anda.

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432 / 081219591678 (Telp/SMS/WA).

 

Semoga bermanfaat.

Salam,

Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht

 

Dear Ibu,

Berat memang kondisi yang Anda alami, dan saya yakin ibu adalah wanita yang kuat karena dapat melewati masalah-masalah tersebut. Tidak mudah memang untuk mengambil keputusan atas pernikahan yang dilatarbelakangi dengan perselingkuhan. Dalam hal ini, Anda perlu mencari kesesuaian prioritas Anda dan suami agar dapat menentukan jalan tengah yang terbaik. Pasti ada alasan mengapa suami Anda pun masih memilih untuk memertahankan rumah tangga Anda.

Banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku selingkuh atau "jajan". Namun, seringkali perilaku tersebut sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. Yang harus Anda pertimbangkan adalah pertama-tama, sejauh mana batas kemampuan Anda menerima perilaku suami. Jangan sampai Anda memprioritaskan keluarga namun terus menerus tertekan dan mengabaikan kesehatan Anda sendiri. Kedua, pertimbangkan konsekuensi positif dan negatif bila Anda memutuskan untuk "tetap menikah" ataupun "bercerai". Bagaimanakan pengaruhnya terhadap putri-putri Anda bila mereka tumbuh tanpa adanya sosok ayah, dan bagaimana pengaruhnya bila putri-putri Anda tumbuh dengan adanya sosok ayah yang berselingkuh. Dalam hal ini, cobalah untuk memertimbangkan dari sudut pandang yang logis. Ketiga, risiko kesehatan yang mana perilaku selingkuh dan "jajan" meningkatkan risiko infeksi Penyakit Menular Seksual bagi orang yang menjalaninya maupun pasangannya. Saran saya adalah agar Anda dan suami menjalankan terapi pasangan dengan menemui psikolog/psikiater yang telah kompeten dalam menangani permasalahan rumah tangga demi memulihkan keretakan rumah tangga Anda.

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432 / 081219591678 (Telp/SMS/WA).

 

Semoga bermanfaat.

Salam,

Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht

43 . Pertanyaan dari Member  :
     Saya terus merasa mual, seperti rasa mual yang kita alami ketika kita menunggu dihukum atau tertangkap melakukan kesalahan. Rasa mual seperti ingin muntah tapi saya tak pernah muntah, hanya merasa mual. Terkadang rasa mual datang tiba2 bahkan saya tidak tahu alasannya. Terkadang mual saya rasakan ketika saya stress tapi terkadang mual tersebut yang membuat saya stress, saya sungguh lelah merasa mual tidak jelas. Terkadang saya memilih membaca atau menonton dengan suara keras agar saya fokus pada hal lain dan mual saya bisa hilang, tapi dengan melakukan itu saya tidak bisa melakukan hal lain. Terkadang ketika bangun tidur saya meras kesal tanpa alasan, saya tidak suka jika diajak bicara oleh orang lain. Beberapa bulan terakhir juga saya sunggu tidak ingin bertemu atau bicara dengan satu pun dari teman saya. Hal-hal yang saya alami ini terjadi setiap hari tapi akan semakin parah sekitar 7-10 hari sebelum saya datang bulan. Pada saat saya sangat parah saya sungguh berpikir lelah dengan semua hal anek yang saya rsakan, sungguh bagus jika saya tidur dan tidak bangun lagi besok. Saya juga tidak bisa tidur pada malam dan tidur lama sekali saat siang/sore. Saya juga menderita maag yang setiap hari kambuh, promag saya tegak seperti permen (4 tahun belakangan saya 4-5 kali masuk UGD karena heart burns). Apa semua itu ada hubungan dengan kesehatan mental dok? (Saya juga pernah "meledak", dimana saya hanya kesal tiba2 dan menangis tanpa alasan, karena begitu tiba2 dan parah, saya dibawa ke psikolog dimana saya "dihipnotis", yang tidak berhasil sama sekali dalam artian saya tidak terhipnotis, psikolog tersebut kemudian marah-marah dan menyalahkan saya karena saya "tidak bisa bekerja sama", namun 1-2 jam setelah keluar dari kantor psikolog tersebut saya kembali ke diri saya yang biasa, bahkan bisa tertawa akan tingkah laku dokter tersebut dan mentertawai diri saya sendiri yang bisa aneh seperti itu.) Apa menurut dokter saya mulai gila?

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Dear Ibu,

Perlu saya tekankan bahwa memang tidak semua orang dapat dengan mudah menerima hipnosis. Bukan berarti hal ini merupakan kesalahan Anda. Kondisi yang Anda alami, seperti hilangnya ketertarikan untuk bersosialisasi, sulit tidur, menurunnya aktivitas/kegiatan (mengingat Anda menghabiskan siang-sore Anda lewat tidur), pemikiran akan kematian, serta menurunnya fungsi hidup memang sudah mengarah pada Gangguan Depresi. Namun, perlu adanya informasi lain yang dapat mendukung penegakan diagnosa tersebut. Adanya rasa mual/sakit maag, bisa saja merupakan gejala psikosomatis atas rasa tertekan yang Anda rasakan. Kondisi tersebut akan terus muncul bila masalah psikologis Anda belum tertangani. Segeralah mencari bantuan psikiater untuk memperbaiki kondisi mood Anda dan meningkatkan semangat beraktivitas dengan mendapatkan terapi psikofarmaka antidepresan. Jangan khawatir bahwa obat-obat psikotropika akan membuat Anda kecanduan karena pemberiannya akan terus diawasi oleh psikiater, yang mana dosis pun akan dikurangi secara bertahap sesuai dengan kondisi Anda. Dalam hal ini, perlu adanya terapi psikologi untuk membantu Anda menggali konflik alam bawah sadar yang menjadi sumber permasalahan Anda sekarang dan membantu Anda memulihkan diri, sehingga akhirnya Anda dapat mengontrol emosi Anda secara mandiri tanpa bantuan obat lagi.

Yang dapat Anda lakukan di rumah:

- Berlatih relaksasi untuk mengontrol emosi.

- Berolahraga untuk untuk meningkatkan hormon endorfin (yang biasa disebut dengan hormon kebahagiaan).

- Membayangkan dan menuliskan kembali pengalaman menyenangkan/bahagia, untuk mengingatkan kembali diri Anda akan perasaan "bahagia" itu.

 

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432 / 081219591678 (Telp/SMS/WA).

 

Semoga bermanfaat.

Salam,

Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht

44 . Pertanyaan dari Member  :
     Saya berumur 18 tahun. Saya mengalami gangguan mood semenjak 5 tahun yang lalu, namun saya baru menyadarinya belakangan ini. 5 tahun yang lalu saya mengalami depresi berat, saat itu saya benar2 putus asa dan selalu menginginkan kematian namun saya tidak pernah melakukan tindakan yang melukai diri saya. Saat itu, saya mengunci diri saya di kamar selama 4 hari tanpa makan dan minum. Saya hanya duduk di bawah meja belajar dan menangis seharian. Karena itu terjadi 5 tahun yang lalu, saya tidak ingat penyebab kejadian itu. Saat itu, saya selalu mengingat kejadian yang terjadi saat saya masih kecil. Ibu saya selalu menyiksa saya. Setiap hal yang ibu saya lakukan, saya selalu mengingatnya. Dan semenjak saat itu, hampir setiap malam sebelum tidur saya mengingat apa yang ibu saya lakukan. Lalu tanpa saya sadari, saya memberikan diri saya sendiri 2 nama. Sebut saja A dan B. Awalnya saya hanya iseng, namun lama kelamaan saya merasa kadang saya menjadi orang yang seperti ini , kadang menjadi orang yang seperti itu. Orang-orang disekitar saya sering mengatakan bahwa saya kadang-kadang adalah orang yang sangat baik, murah senyum, selalu ceria, kita sebut saja A. Namun dalam sekejap saja, saya berubah menjadi orang lain yang benar-benar berbeda. Saya menjadi orang yang benar2 acuh, tidak peduli orang lain, bersikap dingin, kasar dan pemarah. Selain itu saya juga memiliki masalah dalam hubungan pertemanan, setiap kali saya sangat dekat dengan seorang teman, tiba-tiba jika dia melakukan kesalahan kecil saja yang tidak saya suka, saya akan membencinya dan menjauhinya tanpa saya sadari. Saya melakukan itu tanpa sadar, dan saya sadar saat teman saya yang lain menanyakan kenapa saya tiba-tiba menjauhi teman saya itu. Dan belakangan ini, saya merasa karena perubahan mood yang tidak berhenti ini, saya melupakan diri saya sendiri. Saya bingung mana diri saya yang sebenarnya ? Dan karena hal ini juga, saya tidak dapat menentukan tujuan hidup saya. Terkadang saya ingin melakukan hal C, namun diri saya yang lain melakukan penolakan dan mencoba mengagalkan agar saya tidak bisa melakukan hal C. Apa yang harus saya lakukan ? Saya bingung apa saya harus pergi ke psikolog atau pergi ke psikiater. Apakah ini hanya stress atau depresi berkepanjangan ? Atau termasuk penyakit kejiwaan ?

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Dear Mba,

kondisi yang Anda alami memang sudah mengarah pada fitur Gangguan Kepribadian Borderline (GKB). Individu yang mengalami GKB memang mengalami perubahan mood yang cukup intense sehingga mereka cukup rentan mengalami Gangguan Mood pula. Namun, mengingat gejala depresif yang Anda alami masih berdurasi di bawah 2 minggu, mungkin saja gejala yang Anda alami adalah Gangguan Distimik (gangguan mood yang menyerupai gejala depresi ringan). Selain itu, perubahan mood pada wanita pun sangat dipengaruhi oleh siklus hormonal, sehingga mudah sekali terpicu ketika ketidakseimbangan hormonal sedang terjadi.

Selain itu, saya mencurigai pertentangan yang ada dalam diri Anda sudah mengarah pada pecahnya ego yang dikhawatirkan dapat menjadi cikal bakal gejala waham. Anda pun bercerita mengenai kekerasan yang Anda dapat dari ibu, yang mana seharusnya ibu adalah sosok yang dapat memberikan rasa aman. Demikian, kondisi lingkungan perkembangan yang tidak stabil dan penuh dengan ancaman membentuk Anda menjadi: (a) orang yang merasa bahwa semua orang akan mengecewakan Anda, sehingga Anda lebih memilih untuk menjaga jarak dengan orang lain ketika Anda menemukan kekurangan kecil dari teman Anda, dan; (b) Takut menentukan tujuan hidup karena takut gagal dan merasa kecewa, sehingga setiap kali Anda ingin melakukan sesuatu yang mungkin cukup besar dalam kehidupan Anda, sebagian dari diri Anda merasa tidak mampu dan takut merasa kecewa. Rasa terancam dalam hal ini bukanlah sebatas ancaman pada keselamatan fisik saja, namun merupakan keselamatan terhadap harga diri, kekecewaan, kecemasan, ketakutan, dan lain-lain. Maka dari itu, terjadilah ego yang pecah di mana terjadi ketidakselarasan dalam diri Anda. Dalam hal ini, perlu dilakukan terapi psikofarmaka antipsikotik dengan psikiater mengendalikan pecahnya ego serta mencegahnya berkembang menjadi gejala waham. Setelah itu, perlu adanya psikoterapi dengan psikolog untuk menyelesaikan konflik alam bawah sadar yang masih berbekas dalam diri Anda atas trauma kekerasa di masa lalu, demi menyelaraskan kembali kehidupan Anda.

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432 / 081219591678 (Telp/SMS/WA).

 

Semoga bermanfaat.

Salam,

Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht

45 . Pertanyaan dari Member  :
     dok, pasangan saya kecanduan judi online. sudah sangat parah dan hampir 6thn tdk bisa lepas dari judi.setiap ditagih hutang akibat perbuatannya dia semakin kalap dan tidak bisa dicegah maupun dihentikan, semua sudah habis tp tidak juga kapok.jika kalah selalu marah2, emosi nya tinggi dan semakin brutal, sudah saya bawa ke hipnoterapi juga tapi tidak berhasil. yang saya tanyakan bagaimana supaya bisa menghilangkan kecanduan judinya tersebut? apakah ini sudah termasuk sejenis penyakit? apakah perlu saya bawa ke psikiater supaya bisa lepas dari ketergantungannya berjudi?? mohon saran dan masukannya supaya bisa disembuhkan sebelum semakin hancur

 

Dijawab Oleh : Alexandra Gabriella A., M.Psi, Psi., C.Ht, C.ESt

Halo,

Ketika ketertarikan sudah menjadi obsesi yang mengganggu fungsi kehidupan seseorang, tentu saja hal tersebut sudah merupakan gangguan atau disorder. Perlu digali terlebih dahulu motivasi yang mendasari obsesi tersebut. Rasa tertantang kah? Kekosongan kah? Pelarian atas rasa tidak mampu kah? Setelah mengetahuinya, barulah langkah-langkah terapi dapat diputuskan. Segeralah membuat janji temu dengan psikolog untuk menggali motivasi/permasalahan pasangan. Bila dari hasil pemeriksaan terdapat kebutuhan untuk mendapatkan terapi psikofarmaka, psikolog akan melakukan referensi kepada psikiater sehingga pemulihan pun dapat tercapai dengan optimal.

 

Jika dibutuhkan, kami siap membantu Anda. Nomor untuk membuat janji temu: 0215609432 / 081219591678 (Telp/SMS/WA).

 

Semoga bermanfaat.

Salam,

Alexandra G. A., M.Psi., Psi., C.Ht

1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 |

Artikel Kesehatan